Tags
baituttaqwa, CS, kanwil, KPR, Malang, membagi dan memberi rezeki, membahagiakan keluarga, tukang pijat, tukang semir
Dalam sebuah kesempatan usai sholat Zuhur yang agak telat di Masjid Baituttaqwa Tanjung Perak, aku merebahkan sejenak punggung dan meluruskannya. Ini adalah hari-hari terakhirku bekerja di kantor ini setelah 3 tahun lebih sejak 27 Agustus 2008 aku memulainya.
Dalam posisi rebah mlumah itu, datanglah mendekat seorang CS yang sudah naik derajat dari hanya seorang tukang semir yang juga pintar memijat ke arahku. Lazimnya Ia, langsung memegang kakiku dan mulai memijat. Aku bilang “jangan, kakiku lagi nggak beres habis dipijit kemarin. Coba kamu liat, masih ada bekas kuku tukang pijatnya”.
Bukannya berhenti, Ia malah berganti menarik tanganku dan mulai memijatnya. Ya, sudahlah pijat aja.
Di saat Ia memijatku, sekilas terlihat cover depan HP- nya yang terpampang homescreen- nya taman cantik. Aku lalu bertanya, itu foto taman dimana itu? Dijawabnya, itu lho Pak di deket Kanwil di pojok. Aku tau dia berbohong, karena aku tau betul tidak ada sudut manapun di kantor ini yang ada taman seperti itu. Akhirnya dia mengakui kalau itu foto taman di rumahnya. aku bilang, ” keren “. Ia jawab, “alhamdulillah” , mensyukurinya.
Aku terus memancing ya, ” mana foto rumahmu?”, dengan senang hati Ia juga menunjukkan foto- foto rumahnya. ” bagus rumahmu, komentarku.
Ia lalu bercerita tentang bagaimana bisa membuat rumah itu dengan dana yang diawalinya hasil mengumpulkan beberapa tahun dan diniati untuk memulai KPR rumah di daerah Malang. subhanalloh.. luar biasa..
Aku bilang, “aku seneng ngliat kamu berhasil membahagiakan anak istrimu..”
Aku tau, Ia hanya seorang CS di kantor yang penghasilannya hanya pas UMR. tapi Ia bisa membangun rumah yang lebih dari cukup sederhana untuk keluarganya. Setiap hari Senin pagi Ia datang dari Malang dengan sepeda motor, hanya bermodal 50ribu di dompetnya. luar biasa.
Aku bertanya lebih jauh tentang darimana Ia mendapatkan uang tambahannya, dan ternyata Ia mendapatkannya hanya sebatas karena kepolosan dan kejujurannya serta karena kemampuannya meladeni bapak-bapak pejabat di kantor sesuai bidang keahliannya.. luar biasa..
Apa yang bisa aku petik dari cerita seorang CS ini hanyalah mesti bertambahnya rasa syukurku atas segala kelebihan yang aku miliki. Alloh tidak pernah salah dan lupa dalam membagi dan memberi rezeki kepada setiap mahluk-Nya. Bahkan seekor cacing didalam tanahpun ada bagian rezeki untuknya. subhanalloh..
Ia yang hanya seorang CS, bisa membahagiakan keluarganya, anak istrinya..
true story. mantap blognya ndan. ijin follow…hehehe
masih belajar nulis bli..
mumpung di kantor yang volumen kerjaannya tidak terlalu banyak, jadi ngisi waktunya dengan nulis + olahraga..
salam buat bli junior + decy..