• Perihal

slametsukanto

~ about making ideas happens

slametsukanto

Monthly Archives: March 2012

surga di telapak kakimu

16 Friday Mar 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ 1 Comment

Tags

aurat, hijab, istri yang sholehah, kaki, menjemput rizki, sami'na wa'atho'na, sholehah, surga, surga di telapak kaki ibu, surga dibawah telapak kaki ibu, telapak, wanita


Sebuah rumah tangga, layaknya adalah kewajiban bagi sang suami untuk menjemput rizki buat anak dan istrinya. Ia biasanya bangun pagi terus keluar dari rumah dan baru kembali sore harinya. Bisa jadi Ia saat itu membawa hasil jerih payahnya menjemput rizki itu, bisa juga Ia akan mendapatkannya di penghujung minggu, atau bahkan Ia akan mendapatkannya di penghujung bulan. Rizki itulah yang Ia berikan kepada sang ahlul bait, istrinya tercinta untuk dikelola dengan baik sehingga tercukupi kebutuhan dasar keluarga. penat dan lelah sepulang kerja itu semestinyalah Ia mendapatkan senyuman manis dari istri tercinta. Sesungguhnya jika yang demikian itu didasari dengan niat ibadah, pahala bagi keduanya.
Apa yang dilakukan istri sehingga Ia juga mendapatkan pahala? apakah hanya karena sekedar Ia menyambut kedatangan sang suami sepulang bekerja? Jangan-jangan, selama suaminya menjemput rizki itu, Ia hanya menghabiskan waktu di depan televisi menyaksikan sinetron kesukaannya? Ataukah Ia menghabiskan waktu sepanjang siang harinya dengan mengunjungi tetangga sebelah rumahnya dan menggunjingkan tetangga lainnya? Ataukah Ia hanya menghabiskan waktu dari terbit matahari hingga menjelang terbenam saat kedatangan suaminya dari bekerja dengan melelahkan kakinya di selasar-selasar mall atau pertokoan?
Istri yang sholehah tidak punya waktu menghabiskan waktu di saat suaminya menjemput rizki dengan melakukan hal-hal yang sia-sia. Ia akan bertindak sebagai seorang kepala rumah tangga sepanjang pagi hingga sang kepala keluarga sebenarnya kembali dari menjemput rizki. Ia akan mendidik dan mengasuh anaknya menjadi calon-calon penerus generasi yang senantiasa mengabarkan kebaikan dan keutamaan akhlak. Ia akan mengajarkan anaknya seperti nabiyulloh Ismail yang sami’na wa’atho’na terhadap perintah Alloh. Ia akan menjadikan calon-calon penerus perjuangan syi’ar Islam itu kuat dengan memberikan konsumsi makanan yang tidak usahlah mahal, tapi tetap bergizi dan bermutu higienis yang tinggi. Ia akan menjaga pintu-pintu rumahnya tetap tertutup serta menjaga hijab dan auratnya selama sang suami tercintanya menjemput rizki. 
Sesungguhnya kepada yang demikian itu adalah keutamaan wanita dan karenanya di telapak kakinyalah diletakkannya surga.

rapatkan shaf-mu

06 Tuesday Mar 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ 1 Comment

Tags

bagian dari keluarga muslim, jamaah keluarga muslim, lurus dan rapatkan shaf, mengusap bahu-bahu kami, rapatkan shaf


Ada satu hal yang sering mengganjal di hati tatkala menjadi makmum dari sebuah jamaah sholat, yakni kekurangrapatan shaf. Rasanya mengganjal jika saya dan jamaah makmum di sebelah saya menjaga jarak dengan membentangkan sajadah sendiri dan membatasi dirinya dengan jamaah lainnya. Betul bahwa Ia menjadi satu bagian makmum dari imam yang sama, tapi alangkah indahnya jika sajadah itu biarkan Ia bentangkan horisontal-karena telah terlanjur dibawanya- atau lipatlah separo khusus mengalasi tapak sujud mukanya, dan membiarkan kaki-kakinya bersentuhan di ujung jari dengan makmum lainnya.
Mengganjal rasanya di hati bila saya berada dalam satu barisan shaf yang tidak mau merapatkan diri sesama jamaah meskipun secara formalitas imam selalu mengingatkannya : lurus dan rapatkan shaf. Prakteknya tetap saja, ada jarak beberapa inchi antar jamaah. Apa yang semestinya kita rasakan dalam satu bagian panjang shaf dalam sholat? Menurut saya, rasanya kita adalah sama, hamba-Nya. tidak ada status sosial yang mesti kita tunjukkan di hadapan Sang Khalik meskipun sudah pasti merk baju antar jamaah berbeda, meskipun bau parfum yang ditebarkan baunya berbeda, meskipun pangkat yang ada di pundak tiap jamaah juga berbeda. Alloh subhanahu wata’alaa Maha Tahu soal itu.
Menjadi bagian dari sebuah jamaah shaf dalam sholat berjamaah semestinya menjadi momen yang tidak hanya kita berharap reward 27 kali lipat dibanding apabila kita menjalankannya sendirian. Kegiatan ini semestinya, meskipun mungkin bisa dirasakan hanya pada saat menjadi bagian dari shaf dalam sholat itu, menjadikan kita merasa bahwa kita adalah satu bagian dari keluarga muslim. Apa yang kita rasakan dalam satu bagian keluarga, semestinya juga adalah memahami bahwa kita ternyata tidak seharusnya banyak berselisih.
Ijinkan saya mengutip sebuah hadits yang saya buka dari Internet yang artinya :
dari Abu Mas’ud al Badri, Ia berkata : Dahulu Rasulullah shollallahu’alaihi wa sallam biasa mengusap bahu-bahu kami, ketika akan memulai sholat, seraya beliau bersabda : ” Luruskanlah shafmu dan janganlah kamu berantakan dalam shaf; sehingga hal itu membuat hati kamu juga akan saling berselisih” (shahih : Muslim no. 432)
Karenanya, jangan anggap ucapan Imam sebelum memulai sholat yang meminta “shaf lurus dan rapat” atau kadang ditambahi ” HP mohon dimatikan”, bukannya tanpa alasan. Ia secara tidak langsung meminta kita yang jadi makmumnya, untuk menjadi satu bagian besar gerakan jamaah sholat, jamaah keluarga muslim.
Mari , lurus dan rapatkan shaf kita dan jadikan sajadah-sajadah itu hanya sebagai pembatas saat sholat sendirian agar orang tidak melintasi kita saat sholat, dan tidak menjadikan kita, sesama jamaah makmum , terbatasi oleh tepian sajadah.
wallohu a’lamu bishshowaab.

disinipun bumi Alloh

05 Monday Mar 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ 2 Comments

Tags

sampit; kalimantan; PJKA;


Keresahan dan kekhawatiran seseorang apabila menerima sesuatu tugas atau penempatan baru di suatu daerah yang sama sekali baru diinjaknya adalah sesuatu yang lumrah. Keresahan dan kekhawatiran itu bukan hanya sekedar pertanyaan apakah Ia akan sanggup melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya, tapi juga menyangkut apakah Ia akan sanggup beradaptasi di daerah yang sama sekali baru baginya itu. Kalaupun sanggup, berapa lama Ia butuh waktu beradaptasi? Atau seandainya Ia-pun melawan dengan keadaan, sampai berapa lama kemudian Ia akan menyerah dengan keadaan?
Lumrah.. Keadaan seperti itu jugalah yang kadang membuat seseorang berpikir ulang untuk membawa serta keluarganya, anak dan istrinya , ke lokasi penempatan yang baru itu. Karena kekhawatiran itu akan berlipat dari kekhawatiran hanya menanggung dirinya sendiri, akan ditambah juga dengan kekhawatiran anak dan istrinya. Double atau triple kekhawatiran inilah yang akhirnya membuat seseorang memutuskan untuk membiarkan Ia yang mengalah menjenguk keluarganya seminggu sekali ( PJKA = Pulang Jumat Kembali Ahad ), dua minggu sekali, tiga minggu sekali, atau sebulan sekali tergantung situasi dan kondisi yang ada. Syukur-syukur dapat kesempatan tugas, jadi tiket pulang-pergi bisa di-cover dinas, alias abidin (atas biaya dinas).
Kekhawatiran seperti ini jugalah yang sempat menerpaku saat menerima penempatan di sebuah kota yang terletak di pulau terbesar di Indonesia dimana aku sama sekali belum pernah menginjaknya, Sampit di Kalimantan Tengah. Coba googling gambar, pake kata “Sampit” saja, akan nongol di antrian pertama adalah gambar menyeramkan berisi penggalan kepala sisa kerusuhan tahun 2001 ( herannya kok nggak masuk daftar blokir kemenkominfo ya?). Bukan itu saja, sampai sekarang, setiap kali mengawali pembicaraan tentang dimana sekarang aku bertugas, jawaban itu langsung me-reset lawan bicaraku tentang kerusuhan tahun 2001 yang banyak menelan korban jiwa dari salah satu suku pendatang di kota itu. Cerita-cerita tentang kerusuhan tahun 2001 itu akan sering aku dengar di kemudian hari setelah sekian bulan penempatanku di Sampit, dari sebagian anggotaku yang ber-suku Dayak kalimantan.
Serem… Tapi, you have to face it!! Yup! Harus dihadapi dan dijalani, karena aku tidak dalam posisi menawar atau bahkan merajuk menolak amanah di tempat itu dan meminta amanah di tempat lain yang sesuai seleramu.. hehehe.. jalani saja, bagian dari tour of duty, tanpa perlu embel-embel cengeng di belakangnya.
Rest of it, dengarkan banyaknya nasehat dan alert dari teman-teman dekat yang dengan tulus memberikannya yang mampir di telingaku semenjak keluarnya penempatan ini : “jalani saja..”, “ojo medok”, ” sing penting slamet”.. (idem dengan namaku.. hihihi..), sampai “ojo lali sholat..”
semuanya bermuara kepada menjaga alert-ku untuk tetep ” mikul duwur, mendhem jero” atau kalau kata orang melayu : “dimana bumi di pijak, disitu langit dijunjung”.. so, bismillah, karena disinipun, di bumi Kalimantan ini, pun adalah bumi-nya Alloh yang tunduk dan patuh hanya kepada-Nya.
Wallohu a’lamu bishshowaab..

Recent Posts

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Recent Comments

slametsukanto on sei bati, bandara perintis di…
RHA Airport on sei bati, bandara perintis di…
Avant Garde on insiden bukit dua
slametsukanto on insiden bukit dua
Avant Garde on insiden bukit dua

Archives

  • June 2017
  • October 2016
  • June 2016
  • March 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • November 2015
  • March 2015
  • January 2015
  • December 2014
  • March 2014
  • January 2014
  • December 2013
  • September 2013
  • July 2013
  • June 2013
  • May 2013
  • March 2013
  • January 2013
  • November 2012
  • October 2012
  • September 2012
  • August 2012
  • July 2012
  • June 2012
  • April 2012
  • March 2012
  • February 2012
  • January 2012

Categories

  • gawean
  • jalan-jalan
  • kontemplasi

Blog Stats

  • 27,979 hits
//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Blogs I Follow

  • Catatan Anak Bangsa
  • Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat
  • Dinnar Homestay Surabaya Indonesia
  • pelangi.kata
  • Tulisan ringan alumni STAN
  • Aku Yang Berlumur Dosa
  • santo for mitsubishi bintaro
  • Tamar Devils_Manchunian
  • ummulnurien.com
  • cerita anwar
  • padmanaba
  • erliharyanto
  • Renovatio
  • Look, Think and Write
  • kotakpermen.wordpress.com/
  • beautifulhello.wordpress.com/
  • website situnis
  • Lambangsarib's Blog
  • kembalikan, kampung halamanku
  • RISTEK FT UNNES

tulisan saya

kunjungan

  • 27,979 hits

lima terbaru

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Create a free website or blog at WordPress.com.

Catatan Anak Bangsa

raga pasti mati, tulisan mungkin abadi

Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat

Selalu ada Petunjuk, Untuk Kemudahan

Dinnar Homestay Surabaya Indonesia

Penginapan sederhana berfasilitas bintang lima, Lokasi di Surabaya Selatan, dekat dengan Masjid Al-Akbar Surabaya.

pelangi.kata

saat goresan kata menciptakan warna ide yang nyata..

Tulisan ringan alumni STAN

mengikat ilmu dengan menuliskannya...

Aku Yang Berlumur Dosa

kusadar hidup ini hanya sebentar...dan kubersyukur hari ini masih mendapat kasih sayang...

santo for mitsubishi bintaro

The greatest WordPress.com site in all the land!

Tamar Devils_Manchunian

Hidup lebih baik saling berbagi ilmu untuk meraih kesuksesan

ummulnurien.com

cerita anwar

Just another WordPress.com weblog

padmanaba

erliharyanto

Ya Allah, tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus

Renovatio

"The closer you look, the less you will see"

Look, Think and Write

kotakpermen.wordpress.com/

beautifulhello.wordpress.com/

website situnis

travelling

Lambangsarib's Blog

Catatan Orang Biasa

kembalikan, kampung halamanku

tentang kampung, tentang halaman, tentang apapun

RISTEK FT UNNES

Kerohanian Islam Teknik

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • slametsukanto
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • slametsukanto
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar