Tags
bambang soebadhi, bandara karimun, batam, karimun, penerbangan karimun ke pekanbaru, sei bati, susi air, tentara pelajar, TRIP
Siang itu, 25 november 2015, sengaja saya mengajak anggota menemani saya menelusuri jejak pendahulu bea cukai yang berkiprah membuka Tanjung Balai Karimun. Saya mengajaknya ke rumah salah satu pensiunan bea cukai tidak jauh dari kantor wilayah , yaitu di sungai raya. Sayangnya, ia sedang tidak berada di rumah, mungkin sedang ke kedai kopi sebagaimana lazimnya salah satu kebiasaan masyarakat disini dalam mengisi hari dan bersosialisasi.
Perjalanan kami lanjutkan ke lapangan udara sei bati yang saat ini melayani penerbangan hanya ke Pekanbaru empat kali dalam seminggu dengan operator susi air. Tepat ketika saya mendekati bandara, nampak pesawat jenis baling-baling di hidung tengah mengangkat terbang menuju pekanbaru. Ia melayani rute karimun – pekanbaru di hari Senin, Rabu, Jum’at dan minggu pada sekitar jam 10:15 dengan harga tiket sebesar kurang lebih Rp 530.000,00 seklai jalan.
Saat saya memasuki bandara perintis ini, teronggok prasasti di sebelah kiri ruang kedatangan. prasasti ini berukuran tinggi sekitar 6o cm dengan lambang Bea dan Cukai di atasnya dan bertuliskan : “PERINTIS PEMBUATAN LAPANGAN TERBANGKARIMUN DRS.B.SOEBADHI”

PRASASTI PEMBANGUNAN BANDARA KARIMUN

PRASASTI PEMBUATAN LAPANGAN TERBANG KARIMUN OLEH DRS. B. SOEBADHI
Prasasti ini menguatkan pernyataan dan cerita dari orang-orang bea cukai yang beberapa kali saya temui terkait keberadaan bandara yang kini bernama Sei Bati, karena lokasinya yang berada di Sei Bati, yang menyatakan bahwa dulunya adalah properti Bea dan Cukai yang diserahterimakan kepada Pemkab Karimun untuk dikelola sebagai bandara komersial. Cerita itu bukan isapan jempol tentang keberadaan beberapa pesawat terbang milik Bea dan Cukai yang dulu bernama Djawatan Bea dan Tjukai.
Drs. B . Soebadhi adalah kepanjangan Bambang Soebadhi Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tanjung Balai Karimun yang juga pernah menjabat Direktur Pemberantasan Penyelundupan di tahun 1987. Beliau adalah alumni TRIP atau Tentara Pelajar, yang masuk ke Djawatan Bea dan Tjukai. nama beliau, sebagaimana dirilis dalam http://www.tentarapelajarsacsa.or.id/daftaranggota , adalah Anggota Biasa Utama.
Keberadaan bandar udara di Tanjung Balai Karimun atau yang saat ini lebih dikenal dengan nama pendek Karimun, menjadi strategis bagi terbukanya peluang investasi dan kemajuan suatu daerah. Posisi Karimun yang berupa pulau kecil dengan jarak tempuh satu setengah jam perjalanan laut dari Batam dan pada waktu berhembusnya angin utara menimbulkan gelombang laut yang bisa menghambat mobilitas dan memungkinkan terisolirnya daerah ini.
Saat ini bandara ini dalam proses pemanjangan landas pacu untuk bisa didarati pesawat komersial yang lebih representatif.

PENGEMBANGAN BANDARA SEI BATI KARIMUN
Saya hanya berharap, Pemerintah Kabupaten Karimun tidak melupakan jasa perintis dibuatnya bandara ini, Drs. Bambang Soebadhi, untuk dijadikan nama bandara. Sejalan dengan itu, saya sebagai pegawai bea dan cukai jadi ikut bangga dan bisa melihat di sejarah di kemudian hari bahwa peletak dasar dibangunnya bandara ini adalah orang bea cukai.
sekarang bandaranya telah berganti nama menjadi bandara raja haji abdullah atas usulan pemkab pak, sedikit meralat pak, bandara sei bati diserah terima kan bukan ke pemkab pak, tapi pada kementerian perhubungan pak pada Tanggal 29 Desember 1985.
terimakasih sudah mengunjungi laman saya..
terimakasih juga atas ralatnya..
semoga Kepri bisa semakin maju transportasi laut dan udaranya..