• Perihal

slametsukanto

~ about making ideas happens

slametsukanto

Monthly Archives: October 2012

push to the limit

31 Wednesday Oct 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ 7 Comments

Tags

ayu banyuwangi, Bintaro, la yukallifullahu nafsan, push to the limit, STAN


Dalam sebuah kesempatan mendengar khutbah jum’at di mesjid yang saya lupa namanya, yang letaknya di sebelah kanan setelah pintu keluar gerbang kampus STAN di sisi Bintaro, saya terkesan dengan isi khutbah. Dalam rangkaian khutbah itu, ada satu kalimat nukilan dari al-Qur’an : Al Baqarah ayat 286 : 

“La yukallifullahu nafsan illa wus’aha
Laha ma kasabat wa alayha maktasabat”
Alloh tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.

Yang menarik adalah pendapat yang disampaikan oleh khatib yang menyatakan bahwa konteks dari ayat ini menurutnya lebih kepada bahwa tidak semestinyalah seseorang menyatakan bahwa beban yang ditanggungnya telah melebihi kapabilitasnya sementara ia sendiri belum melakukan usaha  kebaikan hingga titik limitnya.  Semestinyalah seseorang mengusahakan kebaikan sebisa mungkin dan mendorongnya hingga batas maksimum yang bisa diusahakannya. Konteks lainnya dari ayat ini sebagaimana disampaikan oleh khatib adalah mengajak segenap jamaah untuk tidak  terlalu gampang menyerah dalam mengusahakan kebaikan. 

Kebaikan menurut saya  itu universal dan tidak mesti terkait dengan hal-hal yang besar dan wow..   Dan dalam rangka mengharap reward pahala atas kebaikan yang kita lakukan itu mesti dibalut dengan keikhlasan, keimanan dan tauhid. 
Kebaikan namanya jika kita bisa berbaik dengan tetangga meskipun hal ini sepertinya sepele. Kebaikan juga namanya jika kita menghormati orang lain dan menebarkan salam dan senyum meskipun tidak semua orang perlu tahu bahwa kita tengah menghadapi permasalahan. Kebaikan juga namanya jika kita mau menyingkirkan buruk sangka dan menggunjingkan keburukan orang apalagi itu adalah orang-orang terdekat kita, baik saudara maupun rekan sekerja. Kebaikan lagi namanya juga jika kita bisa senantiasa menyisihkan sebagian dari rizki kita untuk sedekah dan amal jariyah.

Push to the limitnya adalah tetap membaiki dan tidak mengajak berantem tetangga meskipun ia selalu menyakiti kita dengan menyajikan setelan musik kenceng hingga tengah malam saatnya kita istirahat.. hehehe..

Push to the limitnya adalah tetap menghormati dan menebarkan salam dan senyum meskipun itu terhadap orang yang paling kita benci karena pernah menyakiti perasaan kita melalui ucapan dan tindak lakunya. Meskipun juga kita tengah menghadapi permasalahan karena tidak memiliki cukup uang untuk membeli tiket pulang menjenguk keluarga yang sudah tiga minggu ditinggalkan… xixixi..

Push to the limitnya lagi adalah tetap menutup mulut meskipun kita memegang segudang keburukan atau aib dari orang-orang terdekat kita , baik saudara maupun rekan sekerja. Lebih baik memilih membicarakan hal lain yang tengah jadi topik hangat tentang kekalahan Manchester United dari Chelsea karena banyaknya blunder dari bek .. 🙂 

Push to the limitnya lagi dan lagi adalah mau menyisihkan bukan hanya sekedar dua setengah persen dari rizki kita untuk disedekahkan dan diamaljariyahkan. sisihkan lebih dari sekedar itu, lima persen, sepuluh persen, atau hingga separuh dari rizki kita untuk kebaikan sedekah dan amal jariyah. Meskipun karena itu kita jadi tidak bisa makan penyetan ayam goreng kampung di warung jawatimuran Ayu Banyuwangi dan hanya sanggup makan penyetan tempe goreng  dan telor dadar goreng.. hehehehe…

Bisakah? mudah-mudahan bisa, karena ada janji reward pahala disana sepanjang kita ikhlas melakukannya.. insya Alloh..

aamiin yang tidak sama panjang

31 Wednesday Oct 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ Leave a comment

Tags

aamiin, Andrea Hirata, Aray, do something different, Ikal, Jimbron, lafaz aamiin, Sang Pemimpi


Masih ingat film Sang Pemimpi yang dibuat berdasar novel Andrea Hirata? aku ingat betul adegan saat Aray , Jimbron dan Ikal ikut dalam barisan shaf sholat di musholla. Saat tiba waktunya para makmum menjawab akhir dibacakannya surah Alfatihah, Aray -dengan tipikal anak-anak seusianya- melantunkan lafaz “aamiin” yang jauh lebih panjang dari makmum yang lain. Lantunan lafaz ini bahkan divisualisasikan membuat sang imam mengernyitkan dahi dan hampir saja menoleh untuk mencari tahu siapa gerangan sang makmum yang melafazkan “aamiin” tidak sama panjang.
Adegan di film Sang Pemimpi itu menurutku sebenarnya terjadi lebih karena sifat iseng Aray yang mungkin berniat “do something different” yang mungkin juga tujuannya bisa membuat Ikal atau bahkan makmum lainnya tersenyum.

Potongan adegan seperti terjadi di film Sang Pemimpi itu, bisa saja  banyak terjadi dalam cuplikan kehidupan. Bahkan mungkin setiap orang pernah mengalaminya, khususnya bagi mereka yang berani tampil dan menunjukkan kalau ia berbeda dengan kebanyakan. Saat dimana seseorang kemudian berani mengungkapkan pendapat yang berbeda atau bahkan sama sekali berbeda, saat itulah ia seolah telah mengucapkan lafaz “aamiin ” yang tidak sama panjang seperti terjadi di adegan film Sang Pemimpi. Saat itulah bisa saja orang lain menertawakannya, mencibirnya, memandang sinis kepadanya, atau bahkan memarahi dan memusuhinya. 
Dalam kaidah sebenarnya, menurutku juga, apa yang dilakukan oleh Aray adalah kurang tepat. Semestinya ia bisa memilih media lain untuk eksis dengan keperbedaannya atau sekedar keisengannya. Tapi, aku juga mafhum bahwa Aray masih anak kecil yang masih banyak membutuhkan bimbingan bagaimana semestinya ia selaku makmum membantu membuat suasana sholat yang khusyuk bagi segenap jamaah, bukan malah sebaliknya.
Menjadi “berbeda” – seolah seperti melantunkan lafaz “aamiin ” yang tidak sama panjang seperti dalam adegan film Sang Pemimpi – seyogyanya ditempatkan dalam situasi yang tepat dan on the track. Menjadi berbeda dalam sebuah lingkungan yang memaksa kita menjadi pusat perhatian, seyogyanya tetap dalam kondisi dimana keperbedaan itu akan menjadi panutan dan terjangkau oleh segenap pemerhati dan tidak menjadikan kita seolah berdiri diatas menara gading.
Betapa sesungguhnya dengan mengangkat tema cerita atas apa yang dilakukan oleh Aray, semestinya ada keberlanjutan yang kongkrit dengan memberikan pemahaman bahwa tindakan berbeda yang dilakukannya adalah kurang tepat dan bukan pada tempatnya. Semestinya sebagai seorang makmum, Aray harus “sama” dengan makmum lainnya dalam melafazkan “aamiin” . 

today is the great day to learn something new

30 Tuesday Oct 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ Leave a comment

Tags

angkatan 162, diklatpim 4 angkatan 162, jurangmangu, kementerian keuangan, reformasi birokrasi


Rangkaian kata-kata motivasi itu meluncur dengan fasihnya dari pimpinan tertinggi di lembaga diklat pengembangan sumber daya manusia dimana saat itu aku sedang mengikuti kegiatan didalamnya. Bapak  Safuadi, demikian namanya, ada di pagi itu untuk memberikan sambutan pembukaan yang sedianya sederhana saja, tapi kenyataannya tidak. Waktu yang mestinya mempunyai porsi sebagai “sambutan” yang umumnya berdurasi sepuluh sampai limabelas menit, berubah menjadi satu sampai dua jam.  Tapi “sambutan” pagi itu berubah  menjadi acara “cuci otak” sebelum kami, segenap peserta diklat memulai rangkaian hari panjang selama 41 hari di lembaga diklat ini.

Pagi itu, beliau banyak memberikan induksi positif yang seolah memompa motivasi segenap peserta diklat. Motivasi yang meskipun beragam dari tempat keberangkatan masing-masing peserta diklat, dari ujung barat indonesia, sampai ujung timur indonesia, namun harus disatukan dalam satu tekad bulat bahwa kedatangan kami di Jurangmangu adalah untuk menimba ilmu ( dengan bonus rekreasi dan bertemu keluarga dibiayai dinas tentunya ). Ilmu yang sedianya mudah-mudahan akan bermanfaat bagi kami , segenap pegawai Kementerian Keuangan yang tengah menjadi leader dari reformasi birokrasi.
Pagi itu banyak induksi positif yang disampaikan pak Safuadi kepada kami, para peserta diklat.  Dan salah satu induksi positif itu adalah kemauan kita untuk senantiasa belajar dan memberikan anggapan bahwa hari ini adalah hari terbaik yang kita punya untuk selalu belajar atas sesuatu yang baru,  today is a great day to learn something new.

Kata–katamotivasi itu disampaikannya lagi kepada kami di saat penutupan diklat dengan ditambahkannya “hutang” kepada kami segenap peserta diklat. Hutang itu adalah untuk belajar lagi ke jenjang / strata yang lebih tinggi dari yang saat ini kami pegang. Hutang yang menurut pemikiran kami sedianya, “buat apalagi kami mengejar pendidikan yang lebih tinggi lagi?”. Ternyata tidak demikian menurut beliau, karena apa yang kita dapat saat ini mungkin bukan untuk kita, tapi bagi anak kita, keponakan-keponakan kita, ataupun sepupu-sepupu kita.  Semestinya kita membiarkan mereka termotivasi dengan pencapaian kita.

Pagi itu, setelah selama menempuh enam minggu pendidikan di medan diklat dimana aku dulu diterima sebagai pegawai Kementerian Keuangan,  di Jurangmangu, ada harapan besar yang dibebankan di pundak kami, para peserta diklat kepemimpinan tingkat empat angkatan 162. Beban dan amanah yang mesti kami laksanakan di tempat kerja masing-masing  untuk juga selalu memberikan induksi postif kepada segenap rekan kerja dan bawahan. Sekali lagi muaranya adalah keberhasilan kepeloporan Kementerian Keuangan dalam mengarungi reformasi birokrasi yang meskipun terkadang menemui onak dan duri dalam perjalanannya, mudah-mudahan akan berhasil dan menjadikan Indonesia lebih baik.

Semoga.

dimanakah pintu langit?

30 Tuesday Oct 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ Leave a comment

Tags

1433, kalimantan, ramadhan, ramadhan 1433


Suatu malam di bulan mulia, ramadhan 1433H, bulan penuh rahmat dan ampunan, aku tidak bisa khusyuk bermunajat dalam do’ a setelah sholat fardhu isya’. Penyebabnya adalah berkecamuknya perasaan dalam hati karena ini adalah kali kesekian dari serangkaian ramadhan dalam hidupku yang tidak bisa aku manfaatkan dengan baik.  Artinya juga ini adalah ketidakkhusyu’anku yang kesekian kalinya di hari-hari di sepanjang ramadhan ini, khususnya di 1433 hijriah, saat aku menjalani ramadhan pertama di tanah Kalimantan.  Ya, ini adalah ramadhanku yang pertama di tanah Kalimantan setelah kedatanganku di pulau terluas di indonesia ini pada pertengahan desember 2011.
Malam itu sebenarnya adalah malam yang umum diketahui oleh segenap kaum muslimin sebagai malam menjelang akhir ramadhan yang semestinya aku bisa khusyuk memburu turunnya lailatul qadr.  Aku tidak memburu dan  tidak menyambut turunnya ribuan malaikat Alloh mencari hamba-Nya yang berharap berkah dimana hitungan amal berlipat selaksa menjadi seribu bulan, khoirummin ‘alfi syahri.  Aku tidak memburu turunnya rahmat saat terbukanya pintu langit menerima semua do’a dari ummat-Nya yang dengan khusyuk dan sungguh-sungguh memohon.  Aku juga tidak memburunya dan memilih “hanya” berdiam diri di kamar rumah dinasku.
Di malam itu , aku membutuhkan uluran tangan yang sanggup menarikku dan menyemangatiku untuk bangkit dan beranjak melangkahkan kaki ke masjid. Disaat seperti itulah aku membutuhkan kedua anakku yang alhamdulillah akan selalu menjadi penyemangat ibadahku.
Aku telah melewatkan malam-malam dimana pintu langit terbuka. Aku menyia-nyiakannya dan tidak menyambut turunnya keutamaan-keutamaan yang berakhir di saat fajar menjelang  padahal kesempatan itu belum tentu bisa aku  temui lagi di tahun mendatang. Artinya aku harus menunggu datangnya saat seperti itu di sebelas bulan mendatang.  Artinya juga di sebelas bulan sisanya menunggu ramadhan di tahun mendatang itu aku harus mencari-cari dimanakah pintu langit yang terbuka dan rangkaian do’a serta amalku disambut hangat tangan-tangan malaikat.
Di sebelas bulan setelah bulan ramadhan itu aku harus menggantinya dengan berdiri dan bermunajat dengan harapan pintu langit akan terbuka dan segala do’aku didengar dan disambut oleh Alloh.. aamiin..

Recent Posts

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Recent Comments

slametsukanto on sei bati, bandara perintis di…
RHA Airport on sei bati, bandara perintis di…
Avant Garde on insiden bukit dua
slametsukanto on insiden bukit dua
Avant Garde on insiden bukit dua

Archives

  • June 2017
  • October 2016
  • June 2016
  • March 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • November 2015
  • March 2015
  • January 2015
  • December 2014
  • March 2014
  • January 2014
  • December 2013
  • September 2013
  • July 2013
  • June 2013
  • May 2013
  • March 2013
  • January 2013
  • November 2012
  • October 2012
  • September 2012
  • August 2012
  • July 2012
  • June 2012
  • April 2012
  • March 2012
  • February 2012
  • January 2012

Categories

  • gawean
  • jalan-jalan
  • kontemplasi

Blog Stats

  • 27,870 hits
//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Blogs I Follow

  • Catatan Anak Bangsa
  • Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat
  • Dinnar Homestay Surabaya Indonesia
  • pelangi.kata
  • Tulisan ringan alumni STAN
  • Aku Yang Berlumur Dosa
  • santo for mitsubishi bintaro
  • Tamar Devils_Manchunian
  • ummulnurien.com
  • cerita anwar
  • padmanaba
  • erliharyanto
  • Renovatio
  • kotakpermen.wordpress.com/
  • beautifulhello.wordpress.com/
  • website situnis
  • Lambangsarib's Blog
  • kembalikan, kampung halamanku
  • RISTEK FT UNNES
  • Kumpulan Hadist Bukhari Muslim

tulisan saya

kunjungan

  • 27,870 hits

lima terbaru

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Create a free website or blog at WordPress.com.

Catatan Anak Bangsa

raga pasti mati, tulisan mungkin abadi

Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat

Selalu ada Petunjuk, Untuk Kemudahan

Dinnar Homestay Surabaya Indonesia

Penginapan sederhana berfasilitas bintang lima, Lokasi di Surabaya Selatan, dekat dengan Masjid Al-Akbar Surabaya.

pelangi.kata

saat goresan kata menciptakan warna ide yang nyata..

Tulisan ringan alumni STAN

mengikat ilmu dengan menuliskannya...

Aku Yang Berlumur Dosa

kusadar hidup ini hanya sebentar...dan kubersyukur hari ini masih mendapat kasih sayang...

santo for mitsubishi bintaro

The greatest WordPress.com site in all the land!

Tamar Devils_Manchunian

Hidup lebih baik saling berbagi ilmu untuk meraih kesuksesan

ummulnurien.com

cerita anwar

Just another WordPress.com weblog

padmanaba

erliharyanto

Ya Allah, tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus

Renovatio

"The closer you look, the less you will see"

kotakpermen.wordpress.com/

beautifulhello.wordpress.com/

website situnis

travelling

Lambangsarib's Blog

Catatan Orang Biasa

kembalikan, kampung halamanku

tentang kampung, tentang halaman, tentang apapun

RISTEK FT UNNES

Kerohanian Islam Teknik

Kumpulan Hadist Bukhari Muslim

Mutiara Hadits Bukhari Muslim - Al Lu'lu' Wal Marjan

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • slametsukanto
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • slametsukanto
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar