Saya mendengar langsung pujian yang dilontarkan pak Parjiya tentang pegawai ini. “auranya positif dsn bersemangat !”, ujar beliau. Saya yang saat itu diajak ngobrol, mengiyakan. Dan alasan itulah yang beberapa hari sebelumnya menghadirkan sosok si pemilik aura postif dan penuh semangat itu. Saya menghadirkannya walaupun hanya di hadapan segelintir pegawai-pegawai muda, tapi mereka adalah calon-calon bea cukai masa depan sekaligus calon penulis handal, pencatat sejarah tumbuh kembangnya institusi besar, Bea Cukai di masa kerja mereka 20 – 30 tahun kedepan.
Saya menghadirkan sosok yang menurut penilaian  , so humble. Padahal saya tahu betul bahwa pada saat ia mendekati masa pensiun, sang atasan langsung, mau saja memperpanjang masa kerjanya agar ia tetap memegang kesinambungan bengkel kapal di Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Balai Karimun. Artinya, ia sangat dibutuhkan.

Dialah Humardi Poluan, salah satu aset SDM yang tekun di bidang yang menjadi tanggungjawabnya di perbengkelan kapal. Keahlian yang tidak ia peroleh serta merta, melainkan dengan bekal sekolah unggulan pada jamannya di STM Kristen Tomohon dibawah binaan pemerintah Swiss. Dengan modal itu, sebagaimana dituturkannya, ia bertekad ikut pamannya di Tanjung Balai Karimun untuk menjadi pegawai honorer di bengkel kapal dengan modal utamanya : tekun. 

Ketekunan itulah yang membuat ia tetap berurat berakar di rumah bengkel hingga akhir masa tugasnya. Hanya sebentar ia dimutasikan ke Pantoloan untuk kemudian kembali ke tempat dimana ia meniti karier, Tanjung Balai Karimun.

Ketekunan itu juga yang membuatnya selalu dibebani amanah menjaga tetap berjalan normalnya operasional mesin kapal yang diberi tugas membawa orang- orang penting yang naik ke kapal patroli Bea Cukai. Ia mesti on board, walaupun sejatinya tugasnya adalah di bengekl, di darat. 
Ketekunan itu juga yang membuatnya diakui oleh teknisi-teknisi pembuat kapal dari Jerman setelah kemampuannya mengatasi beberapa hal yang dalam pandangannya sebagai sebuah handycap operasional mesin kapal. Karena kemampuan menciptakan inovasi itulah, ia diganjar dengan “royalti” tidak tertulis yang dikirim setiap tahun ke rekeningnya menjelang Hari Raya. Hadiah yang juga sebagai anugerahnya sebagai seorang muallaf.
Ketekunan yang kemudian membawanya tidak terlalu banyak menuntut dan mampu menciptakan tiga inovasi lainnya yang menurutnya hanya akan ia turunkan kepada orang yang benar-benar menjiwai perbengkelan kapal patroli Bea Cukai. inovasi yang saya yakin sangat bermanfaat. 
Apa yang dilakukannya setelah pensiun? ia tetap bergerak dan menerima perintah kerja dari perusahaan pemasok mesin kapal. Ia tetap segar berjalan memenuhi job order yang diterimanya meskipun dibatasinya hanya di sekitar wilayah Kepri saja. Keahliannya ia bawa kemana-mana, karena memang masih tersimpan rapi di dalam otaknya.

Terimakasih Bapak Humardi Poluan atas kesempatan berbagi pengalam hidup bagi kami yang saat ini masih harus meneruskan keberlangsungan institusi besar yang sama-sama kita cintai, Bea Cukai.