• Perihal

slametsukanto

~ about making ideas happens

slametsukanto

Monthly Archives: November 2012

lelahkah berbuat dan berprasangka baik?

25 Sunday Nov 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ Leave a comment


Aku menanyakan kalimat tanya seperti di judul note itu di sebuah kesempatan ceramah yang diisi oleh seorang pejabat struktural yang juga seorang motivator. Aku , dan mungkin di sebagian orang kebanyakan, wajar saja menanyakan hal itu. Bagaimana tidak, dari serangkaian ceramah yang disampaikannya adalah tentang selalu berbuat baik, berpikir positif dan berprasangka baik dalam lingkungan pekerjaan yang note bene akan selalu dipenuhi dengan manusia dari berbagai karakter. Dan wajar juga pertanyaan itu aku sampaikan karena ada saatnya dimana kita sebagai manusia biasa menggerutu perihal perilaku seseorang yang senantiasa kita perlakukan dengan baik tapi mendapatkan feedback sebaliknya. Sering juga kita mengalami bahwa segala kebaikan kadang ditafsirkan terbalik dengan tujuan mulia kita. 
Tentu saja dari pertanyaan yang aku ajukan itu, tidak ada jawaban yang sesuai dengan keinginanku, dimana ia akan merasa lelah di suatu ketika, seperti halnya aku, atau beberapa orang lain yang mengalami hal serupa denganku. Jawabannya adalah tetap saja jawaban positif, yang tentu saja menurut pendapatku tidak mungkin dilakukan selain manusia setingkat dewa atau nabi, yang memang didesain Tuhan dengan segunung sabar dan seluas lautan prasangka baik. 
Aku tidak mencecarnya lebih jauh, bahkan ketika ada kesempatan bertatap muka berdua selepas acara ceramah itu. Aku lebih mencari dan memilih jawabanku sendiri. Aku lebih memilih tetap memberikan penilaian terbaik kepada beliau dan membiarkan sembari mendoakan agar beliau tetap sperti adanya sekarang, menebar aura positif kepada setiap orang dan kelompok yang ditemuinya langsung maupun melalui media ceramah.  Dan aku berdoa mudah-mudahan beliau diberikan kesehatan dan tidak mengenal lelah dan tetap dalam sehat walafiat.
Aku percaya masih banyak juga insan-insan dengan tipikal seperti itu bertebaran di bumi Alloh. Insan yang senantiasa menyeru kepada kebaikan dan tentu saja berbuat kebaikan, dengan tidak mengenal kata lelah. Lelah bagi insan-insan ini hanya akan mengurangi semangat mereka, karena memang demikian teladan yang diterima dari rasul Muhammad SAW. Kelelahan yang hanya mereka harapkan balasannya kelak di akhirat.
Aku kemudian merefresh tentang sejarah kesabaran dan tidak pantang lelahnya Nabi Muhammad SAW ketika di awal kenabian  menyampaikan  Diinul Islam. Betapa ketika Rasul dilempari batu dan dicaci , seketika malaikat Jibril menawarkan “jasa”-nya untuk memberi pelajaran kepada mereka, ditolak oleh Rasul. “mereka belum tahu tentang kebenaran Diin ini”, demikian jawabnya menolak tawaran malaikat Jibril.  Dan hari-hari berikut, tetap dipenuhinya dengan menyampaikan kebaikan dan kebenaran, dan tentu saja aura positif dengan tanpa menyisakan dendam. subhanalloh.. laqod kaana lakum fiirasulillaahi uswatun hasanah.
Bisakah kita meniru Rasul?insya Alloh mestinya bisa.. bismillah..

tidak tahu sakitnya, hanya tahu senangnya

19 Monday Nov 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ Leave a comment


Perburuan tanaman hias untuk aku tempatkan di ruangan kerjaku yang sudah direnovasi sampai di sebuah tempat penjualan tanaman hias yang letaknya kurang lebih satu kilometer dari kantorku. Saat memasuki tempat penjualan, aku tidak begitu jelas melihat nama dari tempat ini, dan aku rasa memang tidak ada nama yang tertera di pintu masuknya. 
Selanjutnya aku bertemu penjualnya , asli jawa yang mengadu nasib di Sampit sudah lama   dan bidang usaha yang dipilihnya adalah berjualan tanaman hias. Aku tidak banyak tahu tentang harga tanaman dan hanya penikmat keindahannya. Dan ketika aku menanyakan harga tanaman yang aku ancer-ancer untuk dibeli, terkaget-kaget dengan harga yang disampaikannya. Untuk ukuran tanaman palem biasa yang biasanya banyak tumbuh di jawa, dia tawarkan dengan harga tujuhpuluh lima ribu rupiah perpot. Aku juga kemudian tanaman palem alternatif lainnya yang menurut perkiraanku harganya tidak sampai limapuluh ribu rupiah. Rupanya atas tanaman terakhir yang aku tanyakan tadi, harganya malah mendekati seratus ribu. Aku lantas bergurau dengan ibu yang menjual tanaman hias ini dengan mengatakan betapa besarnya omset dan hasil dari berjualan tanaman ini dengan mengambil sampel dua tanaman yang aku tawar tadi. 
Ternyata dia menjawab pernyataanku tentang omset dan hasil penjualan itu dengan senyuman. 
Dengan arif, lantas diceritakannya bahwa tidak selamanya usaha berjual tanaman ini mendatangkan hasil menggembirakan, tidak selalu seperti nampaknya sekarang. Ia menceritakan bagaimana suatu ketika dagangan bunganya ini layu dan mati didalam truk yang membawanya dari Jamrud di Tanjung Perak ke Pelabuhan Sampit karena “delay”-nya keberangkatan kapal akibat cuaca buruk. Dihitung-hitung ada sekitar tigapuluh lima jutaan ia merugi karena kejadian itu dan yang lebih menyesakkan, betapa kerugian itu tidak bisa dibebankannya kepada siapapun karena ia tidak mengenal yang namanya asuransi ( atau asuransi juga tidak mau menanggung kerugian karena pengangkutan tanaman ya.. )
Dialog singkat dengan ibu penjual tanaman hias itu mengingatkanku satu hal, betapa kita sering hanya melihat hasil akhir yang dicapai oleh seseorang yang sukses dengan tanpa melihat bagaimana ia-nya berproses. Betapa kita hanya melihat enaknya ia saat ini, dan tidak tahu atau tidak mau tahu sakitnya untuk mencapai tahapan enak itu. Betapa banyak juga orang yang ingin langsung sukses dengan tanpa melalui sakitnya proses yang biasanya dilalui orang untuk menuju sukses itu. Bisakah? bisa saja menurutku, tapi mungkin ia tidak akan setahan banting dengan orang lain yang sudah lebih dulu merasakan jatuh bangunnya meniti sukses. 
Rasanya, perlu bagi aku untuk tidak hanya tahu senangnya, tapi juga tahu sakitnya, agar bisa menghargai betapa susahnya meniti jalan menuju pencapaian yang diinginkan. 
Rasanya tidak perlu bicara materi, karena pencapaian keberhasilan  tiap orang pasti berbeda, meskipun awam bahwa yang menjadi tolok ukur sebuah keberhasilan pencapaian adalah materi. 
Bisa jadi seseorang merasa bahagia sekali dengan rumah BTN tipe 45 di kampung dengan kendaraan sepeda motor roda dua seadanya. Bisa jadi seseorang merasa bahagia dengan mendapatkan penghasilan yang hanya cukup makan di hari itu juga, tapi yang penting anak istrinya bahagia. Bisa jadi seseorang merasa bahagia saat ia bisa senantiasa berada di sebelah anak dan istri tercintanya meskipun uang yang ada di dompetnya tidak lebih dari lembaran bergambar Sultan Mahmud Badarudin II. 
Mudah-mudahan aku termasuk golongan orang yang pandai bersyukur dan merasa bahagia dengan apa yang telah Alloh berikan. aamiin..

aku iri dengan masa kecilku

19 Monday Nov 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ Leave a comment


“Ah, om dulu kecilnya nakal..”, ucapan itu  meluncur dari mulut keponakanku suatu ketika. Repotnya, itu disampaikan di hadapan kedua anakku, dimana saat itu kami berkesempatan datang ke Debong Wetan, Tegal, tempat kelahiranku dan menghabiskan masa kanak-kanakku.
Nakal? rasanya tidak. Bahkan masa kecilku termasuk anak baik-baik yang menurutku jauh dari kata nakal versiku. Karena nakal menurutku adalah tidak patuh weling-nya orang tua, tinggal kelas, suka berkelahi, gemar berbohong, suka mengambil yang bukan haknya, atau merokok bahkan nge-lem. wuiih.. Alhamdulillah, didikan bapak ibuku menjauhkanku dari tindakan-tindakan seperti itu.
Aku cukup patuh dengan apa yang diperintah oleh bapak ibuku, aku tidak pernah tinggal kelas bahkan di kelulusan MI-ku bisa dapat NEM tertinggi di Madrasah Ibtida’iyah-ku. Aku juga tidak suka dan tidak bisa berkelahi, takut berbohong serta takut mengambil sesuatu yang bukan hakku. Apalagi merokok dan nge-lem  di usia kanak-kanakku, amit-amit.. Buat beli jajan aja susah, apalagi buat beli rokok atau lem Aica Aibon.
Aku tidak tahu persis apa definisi nakal dari sudut pandang keponakanku. Aku juga tidak sadar kalau tingkah lakuku -yang menurutku masih dalam batas kewajaran- dibawah perhatian keponakan-keponakanku. Aku juga bukan termasuk anak yang pandai dalam bidang permainan anak-anak seusiaku seperti permainan kelereng, layang-layang atau permainan lain yang membutuhkan keahlian. Di permainan seperti itu, aku lebih banyak kalahnya.
Yang jelas , di masa kecilku, ruang bermain terbuka sangat luas. Di belakang rumah ada bekas galian bata merah milik tetangga yang kalau musim hujan praktis jadi tempatku memancing ikan gabus. Kalau hasil memancing di belakang rumah itu kurang memuaskan, masih banyak kolam-kolam bekas galian bata lagi di tetangga yang jaraknya tidak jauh dari rumah. Di halaman depan rumah adalah area bermain lainnya hingga kuburan sebelah rumahpun jadi tempat persembunyian terbaik dalam permainan petak umpet. Rasanya dulu ada banyak jenis permainan yang terus terang saat ini aku kesulitan mengingat nama dari jenis permainan tersebut. Yang jelas, aku ingat betul kalau  bermain dengan teman-teman sebayaku itu lebih menarik bagiku dibanding membuka buku pelajaran sekolah . ( Mudah2an kedua anakku tidak membaca tulisanku ini… hehehe..)
Suatu saat, aku dan teman-teman mainku sangat ingin merasakan manisnya tebu, dan itu kalau dibeli sebenarnya bisa saja karena harganya juga sangatlah murah. Tapi entah siapa yang memulai, kami berempat, berjalan kaki menyusuri rel kereta api yang jaraknya tidak sampai satu kilometer dari rumah menuju area perkebunan tebu yang berada di sepanjang kanan kiri rel kereta api hingga kemudian, aku lupa bagaimana caranya, kami bisa naik kereta sampai di stasiun Pangkah. Resiko selanjutnya mudah ditebak dimana kami kemudian diperintahkan oleh kondektur kereta untuk turun di stasiun yang jaraknya lumayan jauh dari tempat tinggal kami, Desa Debong Wetan. Karena ketidaktahuan kami alur jalan darat, terpaksa jalur kereta apilah yang kami susuri menuju rumah. Dan, mohon maaf, entah karena kekesalan kami atau iseng, kami menempatkan batu-batu kerikil di sepanjang besi rel.
Alhamdulillah, atas ulah iseng kami itu , aku tidak mendengar adanya kejadian apapun di jalur rel yang kami isengi. 
Kini, kedua anakku menikmati masa bermain yang bentuk permainannya tentu saja berbeda dengan jamanku kecil dulu, menurutku. Bisa saja waktu kecilku dulu sudah ada rubik, tapi aku tidak tahu karena ketiadaan biaya untuk bisa membelinya. Yang jelas jamanku sedikit sekali permainan yang sifatnya mengisolir diri, jika bermain layangan atau memancing masuk kategori itu. sisanya adalah permainan yang memerlukan kerja sama tim ataupun kompetisi orang perorang dalam satu permainan. 
Aku iri dengan masa kecilku. begitu banyak permainan yang bisa menghabiskan waktu belajarku di malam hari dengan gobak sodor, atau congklak di siang hari sepulang sekolah, atau kasti ketika di sekolah. 
Aku iri dengan masa kecilku, saat dimana tanah-tanah lapang masih terbentang dan banyak juga pohon-pohon besar tempat kami sembunyi dipermainan petak umpet. 
Aku iri dengan masa kecilku, saat dimana masih banyak kolam-kolam luas tempat kami menikmati tarikan ikan “krotong” atau “betik” yang memakan umpan di ujung kail kami.

Recent Posts

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Recent Comments

slametsukanto on sei bati, bandara perintis di…
RHA Airport on sei bati, bandara perintis di…
Avant Garde on insiden bukit dua
slametsukanto on insiden bukit dua
Avant Garde on insiden bukit dua

Archives

  • June 2017
  • October 2016
  • June 2016
  • March 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • November 2015
  • March 2015
  • January 2015
  • December 2014
  • March 2014
  • January 2014
  • December 2013
  • September 2013
  • July 2013
  • June 2013
  • May 2013
  • March 2013
  • January 2013
  • November 2012
  • October 2012
  • September 2012
  • August 2012
  • July 2012
  • June 2012
  • April 2012
  • March 2012
  • February 2012
  • January 2012

Categories

  • gawean
  • jalan-jalan
  • kontemplasi

Blog Stats

  • 27,979 hits
//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Blogs I Follow

  • Catatan Anak Bangsa
  • Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat
  • Dinnar Homestay Surabaya Indonesia
  • pelangi.kata
  • Tulisan ringan alumni STAN
  • Aku Yang Berlumur Dosa
  • santo for mitsubishi bintaro
  • Tamar Devils_Manchunian
  • ummulnurien.com
  • cerita anwar
  • padmanaba
  • erliharyanto
  • Renovatio
  • Look, Think and Write
  • kotakpermen.wordpress.com/
  • beautifulhello.wordpress.com/
  • website situnis
  • Lambangsarib's Blog
  • kembalikan, kampung halamanku
  • RISTEK FT UNNES

tulisan saya

kunjungan

  • 27,979 hits

lima terbaru

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Create a free website or blog at WordPress.com.

Catatan Anak Bangsa

raga pasti mati, tulisan mungkin abadi

Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat

Selalu ada Petunjuk, Untuk Kemudahan

Dinnar Homestay Surabaya Indonesia

Penginapan sederhana berfasilitas bintang lima, Lokasi di Surabaya Selatan, dekat dengan Masjid Al-Akbar Surabaya.

pelangi.kata

saat goresan kata menciptakan warna ide yang nyata..

Tulisan ringan alumni STAN

mengikat ilmu dengan menuliskannya...

Aku Yang Berlumur Dosa

kusadar hidup ini hanya sebentar...dan kubersyukur hari ini masih mendapat kasih sayang...

santo for mitsubishi bintaro

The greatest WordPress.com site in all the land!

Tamar Devils_Manchunian

Hidup lebih baik saling berbagi ilmu untuk meraih kesuksesan

ummulnurien.com

cerita anwar

Just another WordPress.com weblog

padmanaba

erliharyanto

Ya Allah, tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus

Renovatio

"The closer you look, the less you will see"

Look, Think and Write

kotakpermen.wordpress.com/

beautifulhello.wordpress.com/

website situnis

travelling

Lambangsarib's Blog

Catatan Orang Biasa

kembalikan, kampung halamanku

tentang kampung, tentang halaman, tentang apapun

RISTEK FT UNNES

Kerohanian Islam Teknik

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • slametsukanto
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • slametsukanto
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar