• Perihal

slametsukanto

~ about making ideas happens

slametsukanto

Monthly Archives: April 2012

aku selalu butuh ridhomu

23 Monday Apr 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ 4 Comments

Tags

Belanda, debong wetan, emak, Kardinah, rumah sakit kardinah, selalu butuh ridho, tegal


Semenjak kepergian bapak pada bulan akhir Mei 2010, Emak kelihatan semakin menurun kondisi kesehatannya. Bisa jadi ini karena faktor usianya yang sudah menginjak 71-an, atau juga karena faktor psikis yang memaksanya harus terpisah dengan bapak yang telah menemaninya hingga tutup usia .Masa sekian tahun kebersamaan adalah masa yang selalu dipenuhi dengan suka dan duka. Masa yang sekian tahun itu telah dipenuhi dengan tawa dan tangis. Masa yang telah sekian tahun dilewati itu, semoga selalu dalam ridho Alloh subhanahu wata’alaa, amiin..

Emak, yang semenjak aku menerima penempatan tugas pertama kali ke luar jawa, tahun 1995, praktis hanya bisa aku jenguk sesekali, tidak tiap hari seperti dulu waktu aku masih menuntut ilmu di Tegal. Praktis aku seperti menjadi anak hilang yang hanya akan tampak dihadapan emak setahun sekali tepat iedul fitri atau kesempatan lain saat aku mendapatkan tugas ke Jawa.  

Emak , yang melahirkanku di rumah sakit Kardinah, menurut ceritanya. Dan menurut emak juga, akulah satu-satunya anaknya yang melahirkan “agak susah” dan mesti mendapatkan perlakuan khusus dengan melahirkannya di rumah sakit Kardinah, yang berjarak kurang lebih lima kilometer dari tempat tinggalku di Debong Wetan. Aku yang dilahirkan di urutan ke delapan dari sepuluh bersaudara, memaksa emak dan bapak menyambut kelahiranku di rumah sakit. Tidak seperti sembilan saudaraku lainnya yang cukup di rumah dan ditangani bidan.

Emak juga punya cerita bahwa saat aku masih dalam gendongannya, rambutku pirang kemerah-merahan, tidak plontos seperti sekarang pastinya, dan bertepatan dengan masuknya listrik di desa Debong Wetan. Saat itu menurut emak, instalaturnya masih orang bule yang kemudian ketika ia melihatku jadi teringat dengan anaknya yang di Belanda. Sejak saat itulah, kakak perempuanku tertua memanggilku dengan Irbi, katanya itulah nama orang Belanda yang memasang tiang listrik depan rumahku.

Emak, yang dulu hampir setiap harinya dalam seminggu dipenuhi dengan kegiatan pengajian, sekarang sudah jauh berkurang intensitasnya, apalagi saat ia menderita sakit di persendian kakinya. Sakit yang memaksa sholatnya tidak dalam posisi berdiri, tapi dengan duduk dengan kaki diselonjorkan.

Emak, kemarin aku lihat pas ada waktu libur tiga hari, di awal April 2012, terlihat sumringah karena kedatanganku tidak sendiri. Aku bersama mas Salaf dan adikku, Winarno bisa kumpul di saat yang sama. Sebuah kesempatan langka. Ya, aku rasa emak cukup bahagia bisa melihat kami bisa rukun dan sehat serta bisa menemuinya meski hanya sesekali. Emak cukup bahagia meski aku hanya bisa sesekali memijat kaki dan bahunya.

Aku yakin, meskipun jarakku terpisah jauh dan jarang bertemu muka dengannya , do’anya senantiasa hadir untukku, untuk anak-anaknya semua, tulus, tanpa pamrih apapun.

Emak, do’akan aku , anakmu yang jauh, selalu bisa mendo’akanmu juga. Do’akan juga aku tetap diberikan keluangan waktu, tenaga dan biaya untuk selalu bisa menemuimu, mengobati rinduku padamu, karena aku selalu butuh ridhomu.

bersama pejuang keluarga

23 Monday Apr 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ Leave a comment

Tags

agro, CPO, CPO dan turunannya, immigresyen, jawa timur, kelapa sawit, konflik etnik, madura, malaysia, mencari nafkah, menjual sawah, passport, pejuang keluarga, pelancong, sampit, sinar mas, tenaga kerja, wilmar


Entah sudah garis tangan dan suratan takdir, perjalanan pulang saya menemui keluarga selalu bersama dengan orang-orang yang sangat dinantikan keluarga di kampungnya. Ya, penempatanku di Sampit, kota kecil yang sedang bergerak cepat membangun-seperti slogannya-didominasi oleh pekerja pendatang dari Jawa, terutama Jawa Timur, bahkan dari suku Madura, sebuah suku yang kurun lebih dari satu dekade yang lalu pernah dipaksa angkat kaki dari kota ini. Saya rasa, kebutuhan ekonomi mengharuskan mereka segera melupakan memori satu dekade yang lalu dan memaksa mereka menginjakkan kaki kembali tanah di Sampit. Tentu saja dengan satu harapan, ada perbaikan ekonomi bagi keluarganya di kampung.
Sampit saat ini sedang giat bergerak membangun industri perkebunan kelapa sawit dan instalasi pengolahannya hingga menjadi CPO dan turunannya. Sekedar data, kurang lebih ada 10 perusahaan lebih yang telah membuka lahan perkebunan kelapa sawit dan pabrik pengolahannya. masih ada beberapa perusahaan lagi yang akan segera beroperasi. Sebagian besar adalah anak perusahaan dari perusahaan besar persawitan yaitu Agro, Sinar Mas dan Wilmar.
Daya serap tenaga kerja dalam rangka menggerakkan perusahaan-perusahaan inilah yang membuat sedulur-sedulur dari Jawa berduyun-duyun mendatangi Sampit. Tenaga kerja yang berangkat dari kampungnya , mudah-mudahan dengan tanpa menjual sawah atau sapinya. Tenaga kerja yang mudah-mudahan bisa secara rutin mengirimkan hasil jerih payahnya ke anak istrinya di kampung, meskipun mungkin secara nominal tidak bisa disamakan dengan perolehan mereka di negeri jiran, Malaysia. Setidaknya mereka bisa berbangga hati bekerja di negerinya sendiri tanpa ada rasa was-was pengusiran dari immigresyen seperti di Malaysia. Tanpa rasa was-was menjadi pendatang haram karena passport yang membekali mereka ke negeri jiran ternyata passport pelancong, bukan passport pekerja.
Banyak harapan yang bisa disandarkan di tanah yang masih menjadi bagian dari negeri sendiri, Indonesia. Harapan yang mudah-mudahan tidak akan pudar karena konflik etnik di kemudian hari seperti pernah terjadi di dekade yang lalu. Mudah-mudahan jalan mereka, para pejuang keluarga untuk mencari nafkah kehidupan ini senantiasa dimudahkan dan diberikan berkah.
Dan sekali lagi, rute kepulanganku menemui keluargaku, akan selalu bersama orang-orang yang ditunggu kedatangannya di kampung halaman dengan harapan membawa hasil jerih payahnya. Orang-orang yang senantiasa didoakan kesehatan dan keselamatannya. Aamiin..

susahnya memberi nasehat

23 Monday Apr 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ Leave a comment

Tags

al-ashr, jarkoni, leave it, masuk telinga kanan keluar telinga kiri, nasehat, nasihat, on the track, overweight, take it, Tanjung Pinang, teladan, wejangan


Saya ingat betul istilah “jarkoni”, gelem ngajar ora gelem nglakoni. Sebuah istilah yang biasanya dilabelkan kepada orang yang hanya bisa memberi ajaran padahal dia sendiri belum tentu bisa atau malah belum nglakoni. Biasanya, orang yang sudah diberi label itu, biarpun kualitas wejangannya bagus, tidak akan bisa memberi dampak yang signifikan kepada orang yang diberi wejangan. Mungkin omongan atau wejangannya atau petuahnya akan tetap didengar, tapi masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Bisa saja niat yang mendengarkan mau melakukan petuah atau ajaran baik yang disampaikannya, tapi melihat kepada siapa yang menyampaikannya, berubah balik arah.
Memberi nasihat, adalah sebuah kewajiban. Seingat saya, di Al-ashr sudah tertuang demikian adanya. “demi waktu, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali ia yang beriman dan beramal soleh, dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati sepaya menetapi kesabaran” shodaqollohul’adziim..
Kembali ke person yang memberi wejangan atau nasehat. Bahwasanya semestinyalah pendengar wejangan tidak usah melirik siapa pemberi wejangan, cukup perhatikan content-nya. Sepanjang content-nya on the track, take it. Kalau ternyata sebaliknya, leave it. Sesederhana itukah?
Ternyata tidak. Pakem jarkoni masih menjadi pakem utama, dan inilah sebaik-baik pemberi wejangan atau nasehat. Sampaikanlah oleh kita apa yang sudah kita ketahui ilmunya, apa yang sudah kita alami, at least atas apa yang sudah kita telaah dari experience orang lain.
Saya masih teringat cerita salah satu anggota saya, pak Zul, waktu tugas di Tanjungpinang. Pak Zul bercerita waktu itu ia sedang bersantai sepulang kerja di tenda payung depan rumahnya sambil menghisap rokok dan bertelanjang dada, kegerahan. Maklum, postur anggota saya ini masuk kategori overweight. Tidak lama ia duduk, terlantun azan maghrib dari musholla dekat rumahnya. Segera setelah azan maghrib itu selesai, ia meluncurkan perintah kepada anak lelakinya yang masih sekolah SD yang tengah bermain di dekatnya, “ayo nak, segera berangkat ke musholla, sholat maghrib..”. “jarak azan maghrib dengan sholatnya itu pendek, nanti kamu ketinggalan..”. Dengan ringan anaknya menjawab, “ ayah aja nggak pernah sholat maghrib di musholla..”.
Sebuah cerita yang pada akhirnya mengingatkan saya, dan mudah-mudahan temen-temen semua, lebih mudah memberi nasehat dengan memberi teladan. Karena ternyata, memberi nasehat itu susah kalau kita sendiri belum melaksanakannya.
Wallohua’lamubishshowaab..

Recent Posts

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Recent Comments

slametsukanto on sei bati, bandara perintis di…
RHA Airport on sei bati, bandara perintis di…
Avant Garde on insiden bukit dua
slametsukanto on insiden bukit dua
Avant Garde on insiden bukit dua

Archives

  • June 2017
  • October 2016
  • June 2016
  • March 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • November 2015
  • March 2015
  • January 2015
  • December 2014
  • March 2014
  • January 2014
  • December 2013
  • September 2013
  • July 2013
  • June 2013
  • May 2013
  • March 2013
  • January 2013
  • November 2012
  • October 2012
  • September 2012
  • August 2012
  • July 2012
  • June 2012
  • April 2012
  • March 2012
  • February 2012
  • January 2012

Categories

  • gawean
  • jalan-jalan
  • kontemplasi

Blog Stats

  • 27,979 hits
//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Blogs I Follow

  • Catatan Anak Bangsa
  • Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat
  • Dinnar Homestay Surabaya Indonesia
  • pelangi.kata
  • Tulisan ringan alumni STAN
  • Aku Yang Berlumur Dosa
  • santo for mitsubishi bintaro
  • Tamar Devils_Manchunian
  • ummulnurien.com
  • cerita anwar
  • padmanaba
  • erliharyanto
  • Renovatio
  • Look, Think and Write
  • kotakpermen.wordpress.com/
  • beautifulhello.wordpress.com/
  • website situnis
  • Lambangsarib's Blog
  • kembalikan, kampung halamanku
  • RISTEK FT UNNES

tulisan saya

kunjungan

  • 27,979 hits

lima terbaru

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Blog at WordPress.com.

Catatan Anak Bangsa

raga pasti mati, tulisan mungkin abadi

Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat

Selalu ada Petunjuk, Untuk Kemudahan

Dinnar Homestay Surabaya Indonesia

Penginapan sederhana berfasilitas bintang lima, Lokasi di Surabaya Selatan, dekat dengan Masjid Al-Akbar Surabaya.

pelangi.kata

saat goresan kata menciptakan warna ide yang nyata..

Tulisan ringan alumni STAN

mengikat ilmu dengan menuliskannya...

Aku Yang Berlumur Dosa

kusadar hidup ini hanya sebentar...dan kubersyukur hari ini masih mendapat kasih sayang...

santo for mitsubishi bintaro

The greatest WordPress.com site in all the land!

Tamar Devils_Manchunian

Hidup lebih baik saling berbagi ilmu untuk meraih kesuksesan

ummulnurien.com

cerita anwar

Just another WordPress.com weblog

padmanaba

erliharyanto

Ya Allah, tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus

Renovatio

"The closer you look, the less you will see"

Look, Think and Write

kotakpermen.wordpress.com/

beautifulhello.wordpress.com/

website situnis

travelling

Lambangsarib's Blog

Catatan Orang Biasa

kembalikan, kampung halamanku

tentang kampung, tentang halaman, tentang apapun

RISTEK FT UNNES

Kerohanian Islam Teknik

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • slametsukanto
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • slametsukanto
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar