• Perihal

slametsukanto

~ about making ideas happens

slametsukanto

Monthly Archives: February 2012

malulah dengan warna rambutmu

18 Saturday Feb 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ 3 Comments

Tags

bersinggungan horisontal, deret ukur, ebiet g. ade, fitrah, khalifah di muka bumi, pertanda fisik, rambut putih, ruang ibadah, ruang privacy, semir rambut, sudah mendekati saat, taubatan nasuha, troublemaker, warna rambut


Bro dan sist,pernah denger lagunya Ebiet G. Ade yang petikannya kurang lebih seperti ini..  : .. dan bangga dengan dosa-dosa..? Saya lupa judul lagunya, tapi seingat saya lagu itu menceritakan tentang kebanyakan manusia yang tidak segera sadar akan kesalahannya dan bahkan kadang merasa bangga dengan dosa-dosa saat menceritakannya. Sepintas sepele saja mendengar petikan lagu itu, tapi menurut saya penting buat bahan instrospeksi buat kita, terutama buat saya. 
Dosa, khilaf dan salah adalah fitrah yang melekat pada mahluk yang namanya manusia yang notebene sebenarnya diciptakan Alloh untuk menjadi khalifah di muka bumi. Diawal “rencana” penciptaan manusia ini bahkan saat Tuhan menyampaikannya kepada malaikat, dikatakan oleh para malaikat bahwa mahluk yang namanya manusia ini hanya akan jadi “troublemaker” – membuat kerusakan di muka bumi. Tetapi Tuhan memberikan granted bahwa Ia lebih tahu dengan apa yang akan terjadi. 
Sudah menjadi fitrah juga bahwa dosa, khilaf dan salah akan selalu melekat dalam setiap tindak tanduknya. Betapa kemudian Tuhan senantiasa memberikan ruang pertobatan selebar-lebarnya, bahkan atas dosa paling besar sekalipun, kecuali syirik, melalui taubatan nasuha. 
Dalam konteks pertobatan atas dosa, khilaf dan salah inilah sebenarnya ruang komunikasi langsung seorang mahluk bernama manusia dengan Tuhannya. Bukan pada tempatnya manusia menyampaikan dosa, khilaf dan salah yang telah diperbuatnya kepada sesama manusia apalagi menceritakannya dengan rasa bangga, karena itu adalah ruang privacy dan dikategorikan sebagai aib. Mengadulah kepada Tuhan langsung atas dosa, khilaf dan salah, kecuali apabila dosa, khilaf dan salah ini bersinggungan horisontal kepada sesama mahluk, sudah semestinya bereskan dulu urusan horisontal ini baru urusan vertikal. 
Tuhan juga adil, dan semestinya kita juga mengerti. Bahwa area kesadaran mahluk yang bernama manusia ini umumnya akan berjalan sesuai deret ukur usianya. Jadi logikanya, makin bertambahnya umur-atau berkurangnya jatah hidup- semestinya arah pendekatan seorang mahluk bernama manusia ini kepada Tuhan-nya juga akan semakin dekat. Ini cerita commonly.. Kalo kita bisa lebih deket diusia yang menurut hitungan umum masih muda, itu malah lebih bagus. Sekali lagi, commonly juga yang akhirnya terlihat kalo ruang- ruang ibadah biasanya hanya disesaki oleh orang-orang tua.. hehehe..
Tuhan memperlihatkan juga pertanda fisik dalam meningkatkan area kesadaran manusia untuk mengingat “sudah mendekati saat”-nya dengan pengurangan kemampuan fisik hingga perubahan warna rambut.. (atau bahkan pengurangan volume rambut.. xixixixi..). 
Jadi, bro dan sist, jangan malu dengan warna rambut kita mulai ada yang putih. Jangan disemir..  biarkan saja, itu menjadi pengingat kita untuk malu. Bukan malu berambut putih, tapi malu untuk tidak dekat dengan Tuhan… 
wallohu a’lamu bishshowaab..

hangatnya Banjarmasin

17 Friday Feb 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ 2 Comments

Tags

banjarmasin, bus logos, klotok, palangkaraya, pangkalan bun, pasar terapung, perjalanan Sampit ke Banjarmasin, plaza futsal, Pondok Haji Amat, sampit, soto banjar, terminal bus sampit, terminal Patih Rumbih, tim futsal, wisma kencana


Alhamdulillah, edisi eksibisi perdana tim futsal Sampit tanggal 11 Pebruari 2012 bisa berjalan lancar. Eksibisi ini menjadi momen penting bagi segenap pegawai di kantorku. Sebenarnya keberangkatan ini mundur seminggu dari jadwal semula karena sesuatu dan lain hal, lebih kepada kesiapanku yang terlalu mepet.
Surat yang kami layangkan ke Banjarmasin sekitar awal pebruari, bergayungsambut tatkala salah satu utusan dari Banjarmasin menghubungiku dan menanyakan teknis kunjungan.  Selanjutnya komunikasi berjalan lancar hingga saat kami berangkat pada hari Jumat tanggal 10 Pebruari dengan bus Logos yang direncanakan berangkat pada pukul 21:00 dari terminal Patrum ( Patih Rumbih ) Sampit. Bus Logos yang akan kami tumpangi adalah bus dari Pangkalan Bun, dan akhirnya kami mendapatkpan informasi kalau bus direncanakan tiba di Sampit sekitar pukul 23:00 atau dua jam mundur dari jadwal semula. Its no problem buat kami karena jumlah personil sebanyak 12 orang rupanya cukup menghibur untuk bisa bercanda tawa.
Perjalanan Sampit ke Banjarmasin diperkirakan memakan waktu sebelas jam dengan memakan waktu sebentar transit di Palangkaraya. Hal ini yang agak mengecewakan kami, ternyata bus yang kami tumpangi dari Sampit hanya sampai di Palangkaraya untuk selanjutnya kami berganti bus ukuran tigaperempat menuju Banjarmasin. Hugh.. lumayan sempit juga perjalanan Palangkaraya – Banjarmasin dengan bus tigaperempat ini, mana tidak ber-AC lagi.. Tapi alhamdulillah,  yang penting perjalanan berjalan lancar karena semangat kekompakan dan kekeluargaan. Sepanjang perjalanan ada saja hal yang bisa menjadi bahan candaan dan tertawa disamping sisanya dihabiskannya dengan melalangbuana ke pantai kapuk, alias molor.. hahaha…
Sekitar jam 11 siang, kami sampai di Banjarmasin dan dijemput oleh temen-temen Banjarmasin yang dilanjutkan dengan jamuan makan siang soto dan sop Banjar serta sate di Pondok Haji Amat. Taste is good..
Jujugan selanjutnya adalah Wisma Kencana tempat kami akan menginap semalam dengan jumlah room yang telah direserve sebelumnya sebanyak empat room dan tersedia tiga kamar biasa di lantai tiga dan satu kamar VIP di lantai bawah.. hehehe.. Tau dong, where the boss sleep..
Tidak menunggu waktu lama, setelah pembagian kamar, kami memutuskan harus segera mempersiapkan diri untuk pertandingan jam 20:00 WITA atau 19:00 WIB.
Dan tepat di jam itu, bertempat di Plaza Futsal dengan rumput sintetis, pertandingan persahabatan Sampit dan Banjarmasin itu dimulai dengan kesudahan skor 11 untuk Banjarmasin dan 10 untuk Sampit. hehehe.. Hasil ini kami evaluasi belakangan dan ternyata faktornya kelelahan dan demam panggung yang membuat mereka tampil dibawah performa. No problem guys, ini sudah cukup menghiburku.. hehehe…
Ups, ini yang penting.. kedatangan kami benar- benar diprepare dengan baik dan disambut langsung oleh bapak Taryono selaku kepala kantor. There’s something we’ve forgot sir.. sebenarnya kita udah nyiapin sekedar cinderamata mata sederhana made – in Sampit, tapi lupa dibawa anak-anak alias ketinggalan di wisma.. Its ok kan sir,ntar kita titipin ke anggotanya njenengan deh..
Esoknya di pagi-pagi buta kami telah dituntun turun ke sungai  naik klotok-perahu khas Banjarmasin , untuk menyaksikan pasar terapung-wisata khas kota Banjarmasin. Dilokasi ini kami menikmati sarapan pagi soto Banjar dan sate. Manstap..
Kembali ke penyambutan temen2 Banjarmasin, kami angkat topi.. ( ups.. jadi keliatan botakmu men.. ).. Luar biasa.. beliau, Pak Taryono khusus datang di Sabtu malam Minggu tanggal 11 Pebruari ini setelah mengikuti rapat di kantor pusat. Angkat jempol Pak.. kami tersanjung dan merasa mendapatkan pelukan hangat dari keluarga besar bapak di Banjarmasin.. hangat..
Kami tunggu kedatangan keluarga besar bapak di Sampit dengan sebisa kami menyambut sebagaimana bapak menyambut kami dengan hangat, sehangat Banjarmasin…

cerita cs

15 Wednesday Feb 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ 2 Comments

Tags

baituttaqwa, CS, kanwil, KPR, Malang, membagi dan memberi rezeki, membahagiakan keluarga, tukang pijat, tukang semir


Dalam sebuah kesempatan usai sholat Zuhur yang agak telat di Masjid Baituttaqwa Tanjung Perak, aku merebahkan sejenak punggung dan meluruskannya. Ini adalah hari-hari terakhirku bekerja di kantor ini setelah 3 tahun lebih sejak 27 Agustus 2008 aku memulainya.
Dalam posisi rebah mlumah itu, datanglah mendekat seorang CS yang sudah naik derajat dari hanya seorang tukang semir yang juga pintar memijat ke arahku. Lazimnya Ia, langsung memegang kakiku dan mulai memijat. Aku bilang “jangan, kakiku lagi nggak beres habis dipijit kemarin. Coba kamu liat, masih ada bekas kuku tukang pijatnya”.
Bukannya berhenti, Ia malah berganti menarik tanganku dan mulai memijatnya. Ya, sudahlah pijat aja.
Di saat Ia memijatku, sekilas terlihat cover depan HP- nya yang terpampang homescreen- nya taman cantik. Aku lalu bertanya, itu foto taman dimana itu? Dijawabnya, itu lho Pak di deket Kanwil di pojok. Aku tau dia berbohong, karena aku tau betul tidak ada sudut manapun di kantor ini yang ada taman seperti itu. Akhirnya dia mengakui kalau itu foto taman di rumahnya. aku bilang, ” keren “. Ia jawab, “alhamdulillah” , mensyukurinya.
Aku terus memancing ya, ” mana foto rumahmu?”, dengan senang hati Ia juga menunjukkan foto- foto rumahnya. ” bagus rumahmu, komentarku.
Ia lalu bercerita tentang bagaimana bisa membuat rumah itu dengan dana yang diawalinya hasil mengumpulkan beberapa tahun dan diniati untuk memulai KPR rumah di daerah Malang. subhanalloh.. luar biasa..
Aku bilang, “aku seneng ngliat kamu berhasil membahagiakan anak istrimu..”
Aku tau, Ia hanya seorang CS di kantor yang penghasilannya hanya pas UMR. tapi Ia bisa membangun rumah yang lebih dari cukup sederhana untuk keluarganya. Setiap hari Senin pagi Ia datang dari Malang dengan sepeda motor, hanya bermodal 50ribu di dompetnya. luar biasa.
Aku bertanya lebih jauh tentang darimana Ia mendapatkan uang tambahannya, dan ternyata Ia mendapatkannya hanya sebatas karena kepolosan dan kejujurannya serta karena kemampuannya meladeni bapak-bapak pejabat di kantor sesuai bidang keahliannya.. luar biasa..
Apa yang bisa aku petik dari cerita seorang CS ini hanyalah mesti bertambahnya rasa syukurku atas segala kelebihan yang aku miliki. Alloh tidak pernah salah dan lupa dalam membagi dan memberi rezeki kepada setiap mahluk-Nya. Bahkan seekor cacing didalam tanahpun ada bagian rezeki untuknya. subhanalloh..
Ia yang hanya seorang CS, bisa membahagiakan keluarganya, anak istrinya..

kehabisan waktukah aku?

07 Tuesday Feb 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ Leave a comment

Tags

bermain bola, OSIS, Primagama, purwakarta, sampit, SMPN 12 Bintan Utara, tadarus al-qur'an, Tanjunguban, Tgperak, Tgpinang


Pagi ini aku tidak dalam kondisi bagus karena semalam tidak nyenyak tidur. Banyak hal yang berkecamuk dalam pikiranku disamping badanku yang pegal gara2 habis main futsal sampai terpaksa minta tolong anggotaku beli minyak tawon jam setengah duabelas malam.
Pagi ini aku seperti mendapat teguran karena telah tidak memanfaatkan waktu terbaik bersama anak-anakku yang sedang dalam masa pertumbuhan. Yang besar menuju dewasa, apalagi semenjak khitan pertumbuhan fisiknya melesat dan saat ini ia telah melewati tinggiku. Pita suaranya juga telah pecah dan berubah menjadi suara yang bukan lagi anak-anak. Banyak perubahan fisik lainnya yang sepertinya juga dipercepat dengan tuntutan posisinya yang menduduki jabatan ketua OSIS di sekolahnya, SMPN 12 Bintan Utara. Dari kecil, TK, memang dia sudah menunjukkan bakat leader dengan menawarkan diri menjadi mayoret ke kepala TK.
Anakku yang kedua, belum khitan, tapi alhamdulillah dia yang paling rajin sholat jamaah di musholla komplek perumahan kami. Dia ini yang paling rajin berkomunikasi denganku melalui telpon seluler dan selalu menjadi andalan sebagai pengawal buat mamanya kalau berpergian keluar Tanjunguban.
Sepanjang perjalananku sejak penempatan pertama di Tanjunguban tahun 1995 sampai kemudian menikah tahun 1997, berpindah tugas ke Tgpriok tahun 2000, ke Tgpinang tahun 2002, ke Purwakarta tahun 2004, ke Tgpinang lagi tahun 2006, ke Tgperak tahun 2008, dan terakhir ke Sampit tahun 2011, ada banyak waktu yang dengan sangat terpaksa aku tidak bisa hadir bersama mereka, dua anakku. Ada banyak waktu yang aku tidak bisa mencium mereka dan merapatkan selimut sebelum mereka tidur. Ada banyak waktu yang aku tidak bisa mengantarkan mereka berangkat sekolah di pagi hari, les Primagama di sore hari, les mengaji di sore hari lainnya, dan berlatih sepakbola di hari Sabtu sore. Ada banyak waktu yang aku tidak bisa menemaninya mengerjakan PR matematika dan pelajaran lainnya. Ada banyak waktu yang aku tidak bisa menemani mereka bermain bola diluar jam latihan rutin. Ada banyak waktu menemani mereka beranjak dari rumah menuju musholla komplek perumahan sesaat setelah terdengar kumandang azan. Dan ada banyak waktu menemani mereka tadarus al-qur’an selepas magrib. Aku banyak berhutang waktu kepada mereka. Hutang waktu yang semestinya aku berikan kepada dua anakku, darah dagingku, yang tidak bisa aku putar kembali.
Saat ini, aku pandangi wallpaper blackberry-ku yang terpampang foto kedua anakku saat masih balita. Lucu.. tersenyum.. tanpa dosa..
Saat ini, walaupun mereka berdua tidak lagi lucu, tapi mereka tetap anakku yang tetap aku cium pipi dan keningnya sebelum tidur.
Saat ini, dari tigapuluh hari waktuku, aku hanya bisa memberikan ciuman di pipi mereka paling banyak lima hari.
Saat ini, aku hanya bisa berharap dan berdo’a , semoga masih ada waktu bagiku bisa menikmati masa tumbuh dan berkembangnya mereka, hingga suatu ketika mereka menjadi anak-anak sholihah yang bisa mendo’akan orang tuanya bila telah tiada.
Semoga Alloh SWT masih menyisakan banyak waktu buatku untuk mereka.. aamiin..

fajar di Sampit, 12122011

01 Wednesday Feb 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ Leave a comment

Tags

banjar, batak di palangkaraya, batavia air, bukit jalil, gubernur kalteng, hotel idola, kalimantan tengah, matahari terbit, palangkaraya, palangkaraya - sampit, rumah makan idola, tjilik riwut


Desember tanggal 11 tahun 2011, dengan Batavia Air, aku tiba di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Sebuah bandara yang namanya diambil dari nama Gubernur Kalteng. Rute-ku selanjutnya adalah Palangkaraya – Sampit, kota dimana aku ditempattugaskan. Aku sudah mendapat ancar-ancar kemana aku harus njujug sesampainya di Tjilik Riwut yaitu ke arah luar komplek bandara dengan taksi dan menemui agen “travel” yang akan membawaku ke Sampit. Ternyata lokasi “counter” travel itu pas di bunderan depan komplek bandara yang untuk keluarnya disediakan taksi bertarif flat.
Di konter itu aku memesan seat satu orang tujuan Sampit dengan membawa tiga tas bawaanku. Harga yang mesti aku bayar untuk rute Palangkaraya – Sampit adalah 75rb saja dengan jarak tempuh kurang lebih 200 kilometer. Kendaraan yang saat itu tersedia adalah xenia dan aku diminta langsung menaikkan tasku ke bagasi belakang xenia itu. Sambil menunggu aku sempatkan berbincang-bincang dan makan indomie rebus di warung sebelah konter travel. Sudah kuduga, ternyata bapak yang menjajakan jasa travel ini adalah orang Batak.. hehehe.. nggak di Bukit Jalil nggak di Palangkaraya, ketemu juga kawan Batak kalo urusan beginian. Dan sebagai bentuk perkenalanku, dengan senang hati aku traktir dia kopi itam. Dan alhamdulillah aku mendapatkan privilege untuk bisa duduk di kursi paling depan. Mantap lae..
Sekitar jam 4:30 sore dalam kondisi hujan lebat, berangkatlah xeniaku menuju Sampit dengan estimasi perjalanan 4 sampai 5 jam. Jadi kira-kira nyampe Sampit jam 9-an malam. Tidak masalah, karena sudah ada kawan-kawan yang akan menjemput disana. Yang aku doakan, semoga selama perjalanan 4 sampai 5 jam ini berjalan lancar.
Palangkaraya kotanya lumayan besar, tapi relatif sepi dengan jalan yang kelihatan lebaaar.. ini karena volume kendaraannya belum banyak kali ya. Di beberapa hari kemudian, aku menjalani rute darat Sampit – Palangkaraya ini lagi dalam rangka tugas sebanyak dua kali..
Perjalanan Palangkaraya – Sampit alhamdulillah berjalan lancar dengan bantuan sopir orang banjar yang sepanjang perjalanan aktif berkomunikasi dengan salah satu penumpang yang juga dari suku yang sama. Aku hanya menjadi pendengar yang baik dan sesekali menimpali seperlunya , kalo pas nyambung dengan apa yang mereka omongkan. Kami berhenti sekali di rumah makan yang letaknya kurang lebih di tengah-tengah antara Palangkaraya – Sampit yaitu di rumah makan Idola. Nama Idola akhirnya menjadi nama hotel tempat aku menginap pertama kali di Sampit, Kotawaringin Timur. Sekitar jam 09:30 malam, travel-ku nyampe di kantorku dengan sambutan dari kawan-kawan di kantor yang kemudian mengantarkanku menginap di hotel Idola untuk menjalani aktifitas pertamakali di kantor baru esok pagi.
Di salah satu kamar di hotel Idola itulah aku mengabadikan matahari terbit di pagi hari yang pertama kali di Sampit, kota dimana aku akan menjalani penugasanku yang mudah-mudahan tidak terlalu lama . Semoga Alloh Subhanahuwata’ala senantiasa memberikan bimbingan , rahmat dan barokah buatku selama aku menjalani amanah ini. Aamiin..

Recent Posts

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Recent Comments

slametsukanto on sei bati, bandara perintis di…
RHA Airport on sei bati, bandara perintis di…
Avant Garde on insiden bukit dua
slametsukanto on insiden bukit dua
Avant Garde on insiden bukit dua

Archives

  • June 2017
  • October 2016
  • June 2016
  • March 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • November 2015
  • March 2015
  • January 2015
  • December 2014
  • March 2014
  • January 2014
  • December 2013
  • September 2013
  • July 2013
  • June 2013
  • May 2013
  • March 2013
  • January 2013
  • November 2012
  • October 2012
  • September 2012
  • August 2012
  • July 2012
  • June 2012
  • April 2012
  • March 2012
  • February 2012
  • January 2012

Categories

  • gawean
  • jalan-jalan
  • kontemplasi

Blog Stats

  • 27,979 hits
//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Blogs I Follow

  • Catatan Anak Bangsa
  • Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat
  • Dinnar Homestay Surabaya Indonesia
  • pelangi.kata
  • Tulisan ringan alumni STAN
  • Aku Yang Berlumur Dosa
  • santo for mitsubishi bintaro
  • Tamar Devils_Manchunian
  • ummulnurien.com
  • cerita anwar
  • padmanaba
  • erliharyanto
  • Renovatio
  • Look, Think and Write
  • kotakpermen.wordpress.com/
  • beautifulhello.wordpress.com/
  • website situnis
  • Lambangsarib's Blog
  • kembalikan, kampung halamanku
  • RISTEK FT UNNES

tulisan saya

kunjungan

  • 27,979 hits

lima terbaru

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Blog at WordPress.com.

Catatan Anak Bangsa

raga pasti mati, tulisan mungkin abadi

Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat

Selalu ada Petunjuk, Untuk Kemudahan

Dinnar Homestay Surabaya Indonesia

Penginapan sederhana berfasilitas bintang lima, Lokasi di Surabaya Selatan, dekat dengan Masjid Al-Akbar Surabaya.

pelangi.kata

saat goresan kata menciptakan warna ide yang nyata..

Tulisan ringan alumni STAN

mengikat ilmu dengan menuliskannya...

Aku Yang Berlumur Dosa

kusadar hidup ini hanya sebentar...dan kubersyukur hari ini masih mendapat kasih sayang...

santo for mitsubishi bintaro

The greatest WordPress.com site in all the land!

Tamar Devils_Manchunian

Hidup lebih baik saling berbagi ilmu untuk meraih kesuksesan

ummulnurien.com

cerita anwar

Just another WordPress.com weblog

padmanaba

erliharyanto

Ya Allah, tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus

Renovatio

"The closer you look, the less you will see"

Look, Think and Write

kotakpermen.wordpress.com/

beautifulhello.wordpress.com/

website situnis

travelling

Lambangsarib's Blog

Catatan Orang Biasa

kembalikan, kampung halamanku

tentang kampung, tentang halaman, tentang apapun

RISTEK FT UNNES

Kerohanian Islam Teknik

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • slametsukanto
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • slametsukanto
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar