• Perihal

slametsukanto

~ about making ideas happens

slametsukanto

Monthly Archives: October 2016

CTU

06 Thursday Oct 2016

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ Leave a comment

Tags

CTU, customs tactical unit, customs tata usaha, pangkalan sarana operasi


Saya bingung waktu temen yang saat itu di posisi kepala subbagian umum Gresik itu bilang, “met aku saiki wis mlebu anggota CTU”. Lho kok? “yo, Customs Tata Usaha”. Saya terus ngakak. Ternyata ada akronim lain dari Customs Tactical Unit, yaitu Customs Tata Usaha, akronim yang dipaksakan. Saya juga paham kalau dari nada suara temen saya itu seperti menyampaikan message kalau ini adalah plesetan dari Customs Tactical Unit ( CTU ) yang keren itu. Yang ini tentu saja CTU – kawe.  Customs yang kerjaannya ngurusi administrasi, alias cuma unit pendukung.

Seperti juga anggapan yang melekat di beberapa unit vertikal yang tidak bersinggungan langsung dengan pelayanan pabean dan cukai, misalnya di Pangkalan Sarana Operasi, unit yang memang tugas dan fungsinya melakukan perbaikan dan kelaiklautan kapal  yang akan digunakan dalam rangka patrol, mereka melabelkan sebagai Dan, tanpa embel-embel Bea didepan serta Cukai dibelakangnya. Pengetahuan teknis yang ada ya murni tentang bagaimana melakukan pelayaran dalam rangka patroli dengan aman dan berjalan dengan baik.

Demikian juga dengan Tata Usaha, TU, yang melakukan kerja menyiapkan segala sesuatu yang menjadi hak pegawai yang mengemban tugas di tugas pokok, yaitu memproses amprah gaji, amprah TKPKN, amprah uang makan, amprah ransum patrol, memproses pengajuan cuti, dan hal-hal administrasi lainnya. Tugas yang dilaksanakan di belakang meja, katanya.

Penting nggak sih CTU, Customs Tata Usaha?

Jawaban saya mantep, ya Penting, pake Banget, dan semua lini organisasi mesti ada bagian Tata Usahanya. Polisi juga ada bagian Tata Usaha-nya, TNI juga ada Tata Usaha-nya, bahkan Satpol PP pun demikian. Kerjaannya jelas, menyiapkan segala sesuatu yang mendukung tugas pokok institusi itu berjalan dengan lancar dan baik. Kesiapannya tentu saja dari Organisasi-nya , SDM-nya, serta Sarana maupun Prasarana-nya. Istilah yang lagi kekinian, disingkat OSI ( Organisasi, SDM, dan Infrastruktur)

Di Bea Cukai, kerjaan menata organisasi itu ada di unit Tata Usaha yang menangani Organisasi dan Tata Laksana (Bagian OTL). Kerjaan SDM ada di unit Kepegawaian (Bagian Administrasi Kepegawaian dan Bagian Pengembangan Kepegawaian). Sementara kerjaan Infrastruktur ada di unit rumah tangga dan perlengkapan (Bagian Umum dan Bagian Perlengkapan).

Kerjaan itu kemudian dideliver ke level vertikal bawahnya, kecuali untuk kerjaan menata organisasi, dimana dikerjakan seluruhnya oleh Bagian Umum di level Kantor Wilayah, dan Subbagian Umum di level Kantor Pelayanan.

Trus dimana pentingnya?

Lha bayangin aja kalau pegawai udah kerja nggak ada yang ngurusi pengajuan gajinya, nggak ada juga yang ngurusi berapa prosentase dapat TKPKN-nya, nggak ada yang ngurusi pengajuan seragam dinasnya, nggak ada yang nyiapin pembelian bahan bakar minyak (BBM) untuk kapal patrolinya, nggak ada yang ngurusin gedung tempat kerjanya biar nyaman, nggak ada yang mbenerin mobil dines yang rusak, nggak ada yang memproses kenaikan pangkatnya, dan seterusnya. Bisa jalan nggak tuh kerjaan yang menjadi tugas pokok pegawai itu? nggak bakalan bisa.

Trus ngapain udah jadi Customs Tata Usaha, masih mau juga ngurusi pengadaan barang dan jasa? Kerjaan yang rawan dan selalu dipentelengi serta selalu jadi obyek pemeriksaan Aparat Pemeriksa Fungsional, BPK, BPKP atau Inspektorat Jenderal, bahkan Kejaksaan.

Ya, trus kalau nggak ada yang mau, kapan bisa berdiri gedung tempat pegawai ngantor? Kapan bisa dipakainya gedung yang sudah dibangun itu jika belum ada meubelairnya? Kapan juga bisa ditempati gedung itu kalau belum ada AC yang bikin ruang kerja nyaman? Kapan bisa ngerjain tugas administrasi kalau komputernya belum diadain? Ya mesti diadain dulu, sama pegawai yang mestinya dikasih label, CTU-special force.

 

Gedung Negara

06 Thursday Oct 2016

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ Leave a comment

Tags

bambang soebadhi, bea cukai, bea dan cukai, gedung induk, gedung negara, gedung papua, go kandouw, identitas gedung negara, penamaan gedung negara, pusdiklat bea dan cukai, transjakarta


Mutasi beberapa waktu lalu menghasilkan kepindahan teman saya  bergeser masih di sekitar Papua. Ia bergeser dari lantai 2, ke lantai 1. Itupun bisa dilalui lewat tangga darurat, dan tidak perlu menggunakan lift. Ya, ruangannya bergeser dari lantai 2 Gedung Papua, dimana Seksi Publikasi dibawah Subdit Humas berada, ke lantai 1, ruangan dimana Subbag Rumah Tangga dibawah Bagian Umum berada. Beruntungnya dia, karena kepindahannya walaupun di Papua, masih melihat sliwerannya busway Transjakarta jurusan Cawang – Tanjung Priok atau Pinang Ranti – Tanjung Priok.

Penamaan gedung-gedung di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di Rawamangun dengan nama-nama pulau besar di Indonesia, seolah memberi empati kepada teman-teman yang benar-benar berada di pulau yang namanya besar terpampang di muka gedung itu. Jadi suatu ketika seorang pegawai dihubungi temannya dari Sampit , ia akan bisa berkelakar, “kau di sebelah mana? Aku lagi di Kalimantan ini!”.

Bergeser sedikit dari Jalan A Yani, ke Jalan Bojana Tirta dimana Pusdiklat Bea dan Cukai berada, begitu melewati gerbang dan pos PKD, penamaan gedung-gedung yang ada jadi berubah. Namanya menggunakan beberapa nama Direktur Jenderal pendahulu. Bergeser jauh ke tepi laut, gedung megah lima lantai di jalan pabean nomer 1 milik Kantor Pelayanan Utama Tanjung Priok juga tidak memiliki nama khusus, tapi bisa dibilang seluruh stake holder, bahkan tukang ojek pun sepakat menamainya sebagai gedung induk.

Berbeda dengan di Rawamangun dan Tanjung Priok, di Tanjung Balai Karimun, tempat dimana Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau  berada, asrama mentereng dengan warna ngejreng khas Marine Customs, Oranye Biru, berlantai tiga yang berjejer sepanjang Meral, menggunakan nama burung.  Ada Asrama Rajawali, Asrama  Elang, dan Asrama Garuda.  Sedangkan dua asrama berikutnya menggunakan numeric, Empat dan Lima, dengan angka. Bangunan gedung lainnya adalah gudang tangkapan menggunakan alphabet, sedangkan gedung utama Kanwil DJBC Khusus Kepri dan gedung Pangkalan Sarana Operasi , tidak spesifik menggunakan nama.

Lalu bagaimana seharusnya menamai gedung Negara?

Menamai bagian dari memberi identitas. Rasanya tidak mungkin seseorang bermarga tertentu memberi nama anaknya dengan nama marga lain. Demikian juga dengan penamaan gedung Negara milik Bea Cukai, institusi yang secara vertikal berada dibawah Kementerian Keuangan, semestinya mengambil dari akar sejarahnya. Bisa dari nama Menteri Keuangan pendahulu, atau nama Direktur Jenderal pendahulu, atau jika gedung itu berada di wilayah yang punya history dengan Kepala Kantor Wilayah pendahulu. Atau bahkan bisa juga dengan nama pegawai yang secara historis mempunyai andil dalam perkembangan bea cukai di daerah tersebut. Tentu saja menamainya mesti dengan pertimbangan yang matang dan bila perlu dibuatkan rambu-rambu atau tata cara penamaannya.

Hasil penelusuran melalui google dengan keyword penamaan gedung Negara, saya mendapati  Peraturan Daerah Kabupaten Landak nomor   8   Tahun  2010 Tentang Penamaan Fasilitas Umum, yang secara khusus memberi pedoman bagaimana menamai gedung atau tempat-tempat tertentu yang merupakan fasilitas umum, bukan gedung Negara, seperti yang saya inginkan.

Merujuk kepada draft Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Identitas Gedung Negara Direktorat jenderal Bea dan Cukai yang diupload di CEHRIS pada tanggal 08 April 2016, ruang lingkup identitas gedung Negara, lebih kepada tipologi satuan kerja, dan tidak memberi aturan tentang bagaimana seharusnya gedung-gedung yang ada di suatu satker – yang kebetulan memiliki bangunan gedung yang banyak, diberikan identitas.  Saat menulis ini, saya sedikit berharap, ada hendaknya disisipkan ketentuan tentang penamaan gedung-gedung agar nama yang ada nantinya lebih dikenal masyarakat dan meningkatkan citra DJBC tanpa meninggalkan kearifan lokal.

Khusus di Tanjung Balai Karimun, saya rasa penamaannya tidak juga perlu menumbuhkan rasa empati dengan menggunakan nama Tarempa, Dabo Singkep atau Sambu Belakang Padang, karena masih sama-sama di luar Jawa. Apalagi ketiga nama itu akan menjadi sejarah mengingat akan dilebur ke kantor terdekat dan hanya menjadi kantor bantu. Bagus juga kalau penamaannya melibatkan para purnabhakti yang ada, yang jumlahnya menurut data yang saya peroleh, ada seratus orang lebih, dan tinggal di Tanjung Balai Karimun. Sebut saja nama pendahulu Kepala Kanwil yang melekat di ingatan mereka, para purnabhakti itu, seperti Bambang Soebadhi, mengikut satu nama gedung mess pegawai yang sudah menggunakan nama Kakanwil pendahulu, GO Kandouw.

Mudah-mudahan urun rembug ini bisa memberi warna peringatan ulang tahun ke-70 Bea dan Cukai menuju Bea Cukai Makin Baik.

Pos Ketapang

01 Saturday Oct 2016

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ Leave a comment


  Pohon besar yang rimbun dan menjulang tinggi di belakang kantor itu namanya pohon ketapang. Saya tidak mengerti persis nama latin-nya, yg jelas, orang awam menamainya demikian. 
Saya juga tidak bisa memastikan usia dari pohon besar itu. Tapi saya yakin, keberadaan pohon ketapang yang saat ini sudah sedemikian besar dan rimbun ini seumur dengan keberadaan posko pasukan buser patroli laut Kanwil DJBC Khusus Kepri yang dulu lebih populer dengan nama Kanwil Tanjung Balai Karimun. 

Penamaan pos buser itu pun mengikuti keberadaan pohon ketapang, dan jadilah nama pos ketapang.

Lazimnya sebuah pos pasukan buru sergap (buser) patroli laut, pos ini tidak pernah kosong dan selalu diisi oleh petugas yang stand by menunggu perintah mendadak, petugas yang bersiap berangkat melaksanakan tugas patroli laut, atau petugas yang telah selesai sekedar melepaskan penatnya dengan minum kopi dan bercengkrama atau bahkan bertukar informasi.

Pos Ketapang, keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari Kanwil DJBC Khusus Kepri. Sudah cukup banyak prestasi yang ditorehkan oleh pasukan buser patroli laut yang mangkal di pos ini. Tangkapan yg lagi kekinian dan berhasil membuat bangkrut pemodalnya adalah tangkapan rokok ex FTZ Batam. Cerita heroik penangkapan ini akan saya tulis di segmen yang lain.

Keberadaan pohon besar di belakang kantor itu sungguh sangat bermanfaat sebagai tempat berteduh di tengah panas terik Tanjung Balai Karimun. Syukurnya, ia tetap ada, tumbuh dan semakin tinggi serta rimbun seperti payung besar. Ia tetap tumbuh bertahun-tahun lagi dan akan menjadi saksi lalu lalang dan silih bergantinya petugas-petugas bea cukai yang dinaunginya. 

Recent Posts

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Recent Comments

slametsukanto on sei bati, bandara perintis di…
RHA Airport on sei bati, bandara perintis di…
Avant Garde on insiden bukit dua
slametsukanto on insiden bukit dua
Avant Garde on insiden bukit dua

Archives

  • June 2017
  • October 2016
  • June 2016
  • March 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • November 2015
  • March 2015
  • January 2015
  • December 2014
  • March 2014
  • January 2014
  • December 2013
  • September 2013
  • July 2013
  • June 2013
  • May 2013
  • March 2013
  • January 2013
  • November 2012
  • October 2012
  • September 2012
  • August 2012
  • July 2012
  • June 2012
  • April 2012
  • March 2012
  • February 2012
  • January 2012

Categories

  • gawean
  • jalan-jalan
  • kontemplasi

Blog Stats

  • 27,870 hits
//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Blogs I Follow

  • Catatan Anak Bangsa
  • Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat
  • Dinnar Homestay Surabaya Indonesia
  • pelangi.kata
  • Tulisan ringan alumni STAN
  • Aku Yang Berlumur Dosa
  • santo for mitsubishi bintaro
  • Tamar Devils_Manchunian
  • ummulnurien.com
  • cerita anwar
  • padmanaba
  • erliharyanto
  • Renovatio
  • kotakpermen.wordpress.com/
  • beautifulhello.wordpress.com/
  • website situnis
  • Lambangsarib's Blog
  • kembalikan, kampung halamanku
  • RISTEK FT UNNES
  • Kumpulan Hadist Bukhari Muslim

tulisan saya

kunjungan

  • 27,870 hits

lima terbaru

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Blog at WordPress.com.

Catatan Anak Bangsa

raga pasti mati, tulisan mungkin abadi

Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat

Selalu ada Petunjuk, Untuk Kemudahan

Dinnar Homestay Surabaya Indonesia

Penginapan sederhana berfasilitas bintang lima, Lokasi di Surabaya Selatan, dekat dengan Masjid Al-Akbar Surabaya.

pelangi.kata

saat goresan kata menciptakan warna ide yang nyata..

Tulisan ringan alumni STAN

mengikat ilmu dengan menuliskannya...

Aku Yang Berlumur Dosa

kusadar hidup ini hanya sebentar...dan kubersyukur hari ini masih mendapat kasih sayang...

santo for mitsubishi bintaro

The greatest WordPress.com site in all the land!

Tamar Devils_Manchunian

Hidup lebih baik saling berbagi ilmu untuk meraih kesuksesan

ummulnurien.com

cerita anwar

Just another WordPress.com weblog

padmanaba

erliharyanto

Ya Allah, tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus

Renovatio

"The closer you look, the less you will see"

kotakpermen.wordpress.com/

beautifulhello.wordpress.com/

website situnis

travelling

Lambangsarib's Blog

Catatan Orang Biasa

kembalikan, kampung halamanku

tentang kampung, tentang halaman, tentang apapun

RISTEK FT UNNES

Kerohanian Islam Teknik

Kumpulan Hadist Bukhari Muslim

Mutiara Hadits Bukhari Muslim - Al Lu'lu' Wal Marjan

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • slametsukanto
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • slametsukanto
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar