• Perihal

slametsukanto

~ about making ideas happens

slametsukanto

Monthly Archives: January 2014

sandaran tangan

27 Monday Jan 2014

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ 1 Comment


Antrian check-in di counter perusahaan penerbangan low cost carrier saat saya baru tiba, sudah tidak panjang. pagi ini tripku adalah tujuan Batam.
Saat sudah di depan petugas check-in, saya mengajukan permintaan untuk duduk di posisi agak depan. Saya sudah hapal, kalau proses penurunan penumpang di Bandara Hang Nadim hanya akan menggunakan garbarata. Dan itu pasti dipasang hanya di pintu depan. Karenanya, proses turun pesawat jika ditempatkan di posisi duduk agak di belakang apalagi di belakang sekali, akan makan waktu. Dan ini bisa mengurangi kesegeraan perjumpaanku dengan keluarga tercinta karena masih harus menempuh rute naik taksi ke Punggur dan naik speed boat ke Tanjung Uban yang hanya ada interval waktu tiap setengah jam. Hitungan rutinku, dengan ketibaan pesawat pagi dari Jakarta ini, saya bisa menaiki speed boat jam 08:30. dan artinya, jam 09:00 sudah bisa nyampe rumah.
Permintaan saya untuk dapat seat agak di depan kemudian direspon oleh petugas check-in counter dengan menyatakan bahwa seat depan hanya tersisa di posisi tengah. Maksudnya posisi diapit, bukan di jendela atau gang. Posisi seat ini bukanlah seat favorit, karena umumnya penumpang akan merequest posisi seat di gang atau di jendela. Alasannya mungkin sederhana saja, di gang supaya gampang keluar masuk toilet, apalagi buat yang “beser” atau biar cepat turun. Sedangkan posisi di jendela mungkin biar bisa liat pemandangan atau biar nggak terganggu keluar masuknya penumpang di row dia yang hendak ke toilet, karena bisa saja dia mau tidur selama satu setengah jam perjalanan.
Saya kemudian meng-iyakan posisi seat di-apit tersebut. seatnya berkode B atau E, dan itu nggak masalah buat saya. Ternyata saya kemudian mendapatkan satu alasan tambahan kenapa posisi seat di-apit atau di kode B atau E itu bukan seat favorit. Alasan itu adalah ketidak jelasan siapa pemilik handrest atau sandaran tangan yang ada di kanan kirinya. hahahaha.. ini alasan yang jelas mengada-ada.
Tapi itu benar saja rasanya jika hak untuk merasakan nyaman bagi sesama penumpang itu juga berlaku bagi pemilik seat di-apit. Pastinya penumpang semacam saya juga rasanya malas saja kalau harus menempatkan posisi kedua tangan di-apit karena handrest sudah “dibooking” juga oleh penumpang kiri kanan saya yang kebetulan ukuran body-nya tidak kurus. Saya merasakan seperti anak manis yang diapit oleh dua raksasa yang berebut ruang kelegaan dan kenyamanan. Untungnya, saya sering mendapatkan posisi di-apit itu dengan keleluasaan menempatkan kedua tangan saya di hand-rest karena kebetulan tetangga kanan kiri saya cukup berempati. Saya yakin mereka berpikir, “kasihan penumpang sebelah saya, sudahlah susah menikmati pemandangan, keluar masuk mau ke toilet pun susah. ” 🙂
Kesamaannya menempatkan tangan di handrest itu seperti menempatkan posisi mobil di jalan depan rumah yang kebetulan tidak ada garasinya. Masalahnya bukan mobil kita, tapi mobil temen kita yang kebetulan bertamu di rumah kita. kalau ditempatkan di posisi depan rumah tetangga, saya jamin ia akan bersungut-sungut dan menggerutu tidak senang.
Kesamaannya lagi di lingkungan kerja adalah jika institusi dimana kita bekerja sudah mendapatkan hak remunerasi plus tunjangan kinerja plus premi yang belakangan ini rajin mengucur, sementara instansi samping kanan kiri kita belum. Pastinya mereka akan bersungut-sungut dan menggerutu karena betapa mereka juga sebenarnya berhak mendapatkan hal yang sama.
Berawal dari handrest tadi, bergeser ke bertetanggaan, intinya bisa saja hal-hal yang bisa menimbulkan menggerutu dan bersungut-sungut bisa dikomunikasikan dengan baik.
Posisi handrest tadi, saya biasanya berbagi dengan penumpang kanan kiri saya yang berporsi besar dengan mengambil bagian “agak depan”, sementara biar dia mengambil di bagian belakang. Bersinggungan dikit tidak apalah, asal bukan muhrim.
Posisi tetangga yang ketempatan mobil teman yang bertamu ke rumah kita, biasanya saya akan kulonuwun, permisi dan minta maaf atau membiarkan tamu saya masuk dulu ke rumah saya  dan meminta kunci mobilnya untuk saya tempatkan di tempat yang agak longgar dan pastinya agak jauh dari rumah saya.
Posisi di lingkungan kerja beda institusi ini yang bikin saya bingung. Walhasil, saya hanya bisa berdo’a, mudah-mudahan tetangga institusi ini tidak rewel dengan bersungut-sungut dan menggerutu apalagi sampai “ngampleng”, sementara kita sudah memasang muka manis maksimal.

piss..

dimana-mana barokah

03 Friday Jan 2014

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ Leave a comment


Selama kurang lebih satu setengah tahun lalu di kota kabupaten yang di tahun 2001 pernah terjadi rusuh antar suku, saya banyak menemukan tempat usaha yang punya nama khas. Sepanjang saya menyusuri jalan Soeprapto, jalan Ahmad Yani dan jalan Gatot Subroto, dan jalan Baamang ke arah bandara, ada saja nyempil tempat usaha dengan nama khas, Barokah. Nama khas ini juga sudah sering saya temui sebagai nama tempat usaha pada saat penempatan di Tanjung Perak, Surabaya.
Ini beneran, sepintas seperti nggak ada kreatifnya sama sekali. Nggak warung makan tenda, nggak truk pengangkut barang seken atau rombeng, penginapan, tempat jualan vcd, pendeknya semua jenis usaha diberi label “barokah”. Dan lebih sip-nya lagi, si owner tempat usaha dengan label nama itu ternyata dari satu suku yang sama, saudara saya di seberang jembatan suramadu. Suku yang di tahun yang saya sebutkan di awal itu menjadi pihak yang “terpaksa” terusir dari kota kabupaten Kotawaringin Timur .
Dan sekarang, saat saya sudah mutasi ke Tanjung Priok, label nama itu ternyata tetap ada. Dan masih di sekitar kegiatan usaha yang sama, warung makan tenda, truk pengangkut barang, penginapan, tempat jualan vcd.
Tentu saja pemilihan nama itu bukan suatu kebetulan, dan lebih kepada sebagai sebuah harapan atau do’a. Diberi nama “barokah” mudah-mudahan segala hasil usaha yang diperolehnya juga menjadi barokah.
Dilihat dari KBBI, sebenernya nggak ada rujukan kata “barokah” di bahasa Indonesia. Yang ada kata “berkah” yang diterjemahkan sebagai “karunia Tuhan yg mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia; berkat”. Jadi kata “barokah” sebenernya masih nyuplik bahasa arab aslinya yang di-Indonesiakan menjadi “berkah”.
Klop, pastinya semua orang maunya segala usahanya lewat dunia perniagaan mendatangkan kebaikan bagi kehidupan dirinya, keluarganya, orang disekitarnya, dan tentu saja bagi kehidupan di akhirat kelak.

Recent Posts

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Recent Comments

slametsukanto on sei bati, bandara perintis di…
RHA Airport on sei bati, bandara perintis di…
Avant Garde on insiden bukit dua
slametsukanto on insiden bukit dua
Avant Garde on insiden bukit dua

Archives

  • June 2017
  • October 2016
  • June 2016
  • March 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • November 2015
  • March 2015
  • January 2015
  • December 2014
  • March 2014
  • January 2014
  • December 2013
  • September 2013
  • July 2013
  • June 2013
  • May 2013
  • March 2013
  • January 2013
  • November 2012
  • October 2012
  • September 2012
  • August 2012
  • July 2012
  • June 2012
  • April 2012
  • March 2012
  • February 2012
  • January 2012

Categories

  • gawean
  • jalan-jalan
  • kontemplasi

Blog Stats

  • 27,979 hits
//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Blogs I Follow

  • Catatan Anak Bangsa
  • Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat
  • Dinnar Homestay Surabaya Indonesia
  • pelangi.kata
  • Tulisan ringan alumni STAN
  • Aku Yang Berlumur Dosa
  • santo for mitsubishi bintaro
  • Tamar Devils_Manchunian
  • ummulnurien.com
  • cerita anwar
  • padmanaba
  • erliharyanto
  • Renovatio
  • Look, Think and Write
  • kotakpermen.wordpress.com/
  • beautifulhello.wordpress.com/
  • website situnis
  • Lambangsarib's Blog
  • kembalikan, kampung halamanku
  • RISTEK FT UNNES

tulisan saya

kunjungan

  • 27,979 hits

lima terbaru

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Create a free website or blog at WordPress.com.

Catatan Anak Bangsa

raga pasti mati, tulisan mungkin abadi

Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat

Selalu ada Petunjuk, Untuk Kemudahan

Dinnar Homestay Surabaya Indonesia

Penginapan sederhana berfasilitas bintang lima, Lokasi di Surabaya Selatan, dekat dengan Masjid Al-Akbar Surabaya.

pelangi.kata

saat goresan kata menciptakan warna ide yang nyata..

Tulisan ringan alumni STAN

mengikat ilmu dengan menuliskannya...

Aku Yang Berlumur Dosa

kusadar hidup ini hanya sebentar...dan kubersyukur hari ini masih mendapat kasih sayang...

santo for mitsubishi bintaro

The greatest WordPress.com site in all the land!

Tamar Devils_Manchunian

Hidup lebih baik saling berbagi ilmu untuk meraih kesuksesan

ummulnurien.com

cerita anwar

Just another WordPress.com weblog

padmanaba

erliharyanto

Ya Allah, tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus

Renovatio

"The closer you look, the less you will see"

Look, Think and Write

kotakpermen.wordpress.com/

beautifulhello.wordpress.com/

website situnis

travelling

Lambangsarib's Blog

Catatan Orang Biasa

kembalikan, kampung halamanku

tentang kampung, tentang halaman, tentang apapun

RISTEK FT UNNES

Kerohanian Islam Teknik

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • slametsukanto
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • slametsukanto
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar