Nak, usiamu sekarang sudah lewat empatbelas tahun, usia yang sebagian besar terpaksa kamu lewati tanpa kehadiran papamu secara penuh. Usiamu hanya berbeda tiga tahun dari adikmu yang juga mengalami nasib sama dengan dirimu, tumbuh dengan tanpa kehadiran papamu di setiap harinya.
Empatbelas tahun yang lalu, kami, papa dan mamamu menunggu saat kehadiranmu di klinik sederhana milik Bidan Yeni di Tanjung Uban, Bintan . Sebuah klinik yang menurut kami sudah cukup representatif menyambut kehadiranmu di dunia dengan suara jerit melengking tangismu. Saat yang kami tunggu selama kurang lebih sembilan bulan sepuluh harimu di kandungan mamamu. Sembilan bulan itu pula mamamu selalu mendapat sapaan tentang betapa besarnya kandungan yang berisi dirimu. Sapaan orang- orang itu adalah dari saudara-saudara kita yang setelah dirimu menginjak usia empat belas tahun kini engkau akan memanggilnya sebagai bude, pakde, mbah dan uwak. Orang banyak menyangka betapa besar ukuran kandungan mamamu dan menebak ada anak kembar didalam perut mamamu.
Sepanjang dirimu didalam kandungan itu, kami merasa telah berusaha cukup memenuhimu dengan makanan terbaik yang bisa kami beri. Kamu tahu nak, saat itu kami berikan makanan laut yang segar dan susu terbaik yang bisa kami beri serta makanan lain yang dari situ kami berharap dirimu bisa tumbuh dengan baik dan kelak menjadi pejuang bagi keluarga, bangsa dan agamamu.
Tiga tahun setelah kelahiranmu, di bulan yang sama, bulan Januari, dirimu ikut serta menunggu kelahiran adikmu di sebuah klinik milik dokter spesialis kandungan di Tanjung Pinang, Bintan. Saat itu adikmu lebih beruntung karena bisa ditangani oleh dokter spesialis kandungan, sedangkan dirimu “hanya” ditangani oleh seorang bidan.
Papa dan mamamu tak henti-hentinya bersyukur atas kelahiran kalian yang tidak memaksa kami, orangtuamu, mengeluarkanmu dari rahim mamamu dengan biaya besar melalui operasi cesar seperti beberapa saudaramu yang lain. Kalian terlahir dan hadir di dunia ini dengan proses normal dengan tenaga mamamu dan ditemani papamu disisinya.
Kini engkau telah tumbuh besar seiring perubahan pita suaramu dan tinggi berat badanmu yang telah menyamai tinggi papamu. Kini engkau telah belajar menghadapi beragamnya karakter manusia melalui media organisasi di sekolah , dimana dirimu menerima daulat sebagai ketuanya. Engkau juga belajar bahwa dalam sebuah kompetisi seperti layaknya kehidupan ada kalanya menang dan ada kalanya kalah yang kalian pelajari itu dari kegemaran kalian bersepakbola, sebuah olah raga dimana dirimu memfavoritkan sekali klub asal Inggris, Tottenham Hotspurs. Papa dan mamamu akan selalu setuju dan berusaha memenuhi keinginan kalian sepanjang itu bisa membekalimu meniti kerasnya kehidupanmu kelak dimana kalian berdua terlahir sebagai lelaki, mesti bersiaplah menjadi pemimpin di keluargamu nanti , dimana tugas kami adalah membekalimu dengan ilmu dunia dan ilmu akherat.
Nak, papamu sadar, bahwa disepanjang paruh usiamu, kalian hadir tanpa kehadiran papamu dan melihatmu tumbuh dan hanya ada mamamu yang dengan setia mengurus segala kebutuhanmu. Keadaan ini mesti kita hadapi sebagai sebuah perjuangan dan ujian dari Alloh Subhanahu wata’ala. Tugasmu sekarang, gapailah apa yang menjadi harapan dalam mimpimu setelah kami membekalimu dengan ilmu dunia dan ilmu akhirat. Bukankah engkau pengen sekolah tinggi hingga ke Tootenham Hotspurs dimana klub kesayanganmu berada? Dan adikmu, bukankah ia pengen sekolah ke Manchester dimana Manchester United klub kesayangannya berada? Mimpikanlah itu dan buatlah nyata suatu hari kelak dengan do’a, ikhtiar dan tawakkalmu. Mudah2an, papa dan mamamu bisa melihat kalian tumbuh dan menggapai apa yang diimpikan, aamiin ya robbal’alamiin..