Ada satu hal yang  kurasakan kehilangannya saat jauh dari anak dan istri tercinta, selain kehilangan-kehilangan lainnya. Ia adalah saat bertemu dan berdialog di meja makan sambil menikmati makan malam sepulang sholat magrib di musholla. Saat itu bisa aku ceritakan kepada anakku bahwa saat makan malam seperti inilah syaithonirrojiim menunggu kelengahan ahlilbait sesaat setelah pulang dari sholat magrib di musholla dan masuk ke rumah. Jika kita lupa mengucapkan salam, maka syaithonirrojiim bergembira karena malam ini ia telah mendapat tempat menginapnya.  Yang lebih penting adalah  ketika kita telah berada di meja makan sebelum mulai makan malam. Jika kita lupa mengucapkan do’a maka syaithonirrojiim telah mendapatkan makan malamnya sama dengan apa yang kita makan. Na’uzubillahi minzalik.. 
Jadi ingatlah akan dua hal itu nak! Unjuklah salam sebelum kau masuk kedalam rumahmu dan ketika bertamu serta bacalah ayat Tuhanmu ketika hendak memasukkan makanan kedalam ragamu yang kita hendak ia menjadi daging dan menjaga sehat ragamu. Amiiin…
Saat di meja makan itulah banyak hal lain yang bisa disampaikan dan rasanya terlalu pendek masa makan malam itu.
Dialog di meja makan itulah saat dimana aku menerima laporan-laporan ringkas seputar apa yang terjadi saat aku berada di kantor, saat dimana mereka, anak dan istriku juga memiliki aktifitasnya masing-masing. 
Dialog di meja makan itulah aku bisa bercerita betapa dulu bapakmu ini cukup disuguhi makan malam dengan lauk telor dadar dipotong menjadi enam dengan tempe atau tahu serta sayur asam seadanya, karena memang itulah adanya nak. Jadi sudah semestinya kalian nak, bersyukur karena orangtuamu telah bisa memberikan makanan yang bisa menutrisi darahmu dengan kandungan gizi yang Insya Alloh cukup meskipun jauh dari sempurna.. Bersyukurlah nak, karena kalian seringkali liat sendiri betapa banyak anak seusia kalian yang tidak merasakan apa yang kalian makan saat ini…
Dialog di meja makan saat makan malam.. Sudah sekitar setahun ini frekuensimu jadi jauuh berkurang.. Sekarang, paling cepat dua minggu sekali, itu dengan resiko terpotong minimal 2,5% hakmu nak..  (walaupun engkau rela habis 100% pun nggak masalah yang penting ada aku disisimu.. )
Dialog meja makan, mudah-mudahan dimasa yang akan datang, suasana saat seperti dulu saat kalian berdua masih lucu-2nya , masih bisa kita teruskan setelah papamu ini dipindahkan dan kita berkumpul bersama lagi.. Amiiin..