Amanah adalah kata yang memiliki pengertian yang luas. Amanah lazim diidentikkan dengan jabatan atau kekuasaan. Menurut pendapat saya pribadi, amanah adalah segala bentuk titipan yang diberikan kepada seseorang untuk disampaikan kepada tujuan.
Bahwa amanah yang saya maksud disini adalah amanah berupa jabatan atau kekuasaan. Alkisah pada beberapa abad silam, telah tertulis dalam sejarah islam tentang bagaimana sebuah amanah adalah sesuatu yang seandainya itu bisa dihindari, maka itu akan lebih baik bila dihindari. Betapa beberapa sahabat Rasulullah yang memegang tampuk amanah sebagai Khulafa’urrasyidiin, menerima amanah itu dengan sangat terpaksa dan penuh dengan cucuran airmata. Cucuran airmata itu tulus bukan sebagai luapan kegembiraan yang lazimnya dibarengi dengan sujud syukur, akan tetapi airmata itu adalah airmata kesedihan dan ketakutan apabila amanah itu tidak bisa dilaksanakannya dengan baik. Para sahabat Nabi ini sadar betul akan konsekuensi digenggamnya amanah ini tidak hanya akan dipertanggungjawabkannya kepada segenap ummat muslimin di dunia, tapi juga akan dipertanggungjawabkannya di akhirat kelak. Walaupun sesungguhnya para khulafa’urrasyidiin ini telah mendapatkan jaminan sebagai ahlilbait syurga.
Bahwa dalam sejarah islam selanjutnya juga diteruskannya kuatnya menjaga amanah ini oleh penerus kekaisaran islam.
Perlukah kita merebut amanah?
25 Wednesday Jan 2012
Posted kontemplasi
in