Tags
batam, batam center, causeway link, citra 8, dumai ekspress, johor, kualalumpur, larkin, malaysia, quality hotel, stulang laut
Tegaknya amanah
Suatu ketika dalam sebuah kesempatan yang diberikan Alloh kepadaku, aku diberikan kelonggaran rejeki, waktu dan kesehatan untuk mengunjungi negeri tetangga, malaysia, tepatnya kita kualalumpur.
Hari itu tggl 4 desember 2010 sekitar jam 16:15 perjalanan itu dimulai dari pelabuhan ferry Batam Center, Batam dengan menumpang ferry Citra 8 (dumai ekspress) dengan tujuan Stulang Laut ferry terminal di Johor. Sebelumnya saya telah menghubungi teman mantan pegawai Kastam Johor, pak Yusup untuk menjemput. Perjalanan ferry ditempuh sekitar dua jam. Setibanya di johor, kami langsung diajak untuk membeli tiket untuk perjalanan esok hari dengan bus ke kualalumpur. Tiket kami beli langsung di konter Causeway link di terminal bis Larkin.
Pendek cerita, keesokan harinya barulah kami menempuh perjalanan darat selama kurang lebih empat jam dan tibalah kami di bandaraya kualalumpur lumpur pada pukul 13:00 di terminal bis Bukit Jalil dan menuju ke penginapan di Quality Hotel yang berada di pusat kota Kuala Lumpur.
Inti dari perjalanan ini adalah betapa majunya kota di negara Malaysia dilihat dari bangunan fisik dan tata kota serta ketertiban orang berdagang. Kalo secara pribadi, saya memujinya sebagai bentuk terlaksananya amanah yang diemban oleh segenap pemimpin. Liat biasa.
Boleh jujur, banyak pembenaran kenapa kemudian kota-kota di Indonesia tertinggal dari negara sebelah. Salah satu diantaranya adalah karena beda bentuk pemerintahan, serta karena perbedaan siapa penjajahnya dulu. Raya-raya eks jajahan Inggris Raya jauh lebih baik kondisinya dibanding eks jajahan Belanda. Apa benar demikian? Apabila ditinjau dari sisi umur kemrdekaan, kurang lebih sama umurnya.
Apakah bentuk pemerintahan Monarki lebih baik dari Republik atau Parlementer? Tidak juga, banyak juga republik lainnya atau parlementer yang lebih maju dari Republik Indonesia.
Menurut pendapat saya pribadi, inti dari permasalahan ini adalah terjaganya amanah oleh orang-orang yang mengembannya. Amanah semestinya digunakan untuk menjunjung tinggi kemaslahatan ummat, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Amanah mestinya diterima bukan dengan sukacita, tapi dengan rasa khawatir dan penuh kecemasan apakah bisa dilaksanakan dengan baik atau malah menjadi hujjah di kemudian hari.
Republik ini memberikan pembenaran bahwa selama setahun ini sedang mengalami masa belajar berdemokrasi serta gencar menggemakan anto korupsi. Kenyataannya rakyat tetap dalam stage yang sama seperti demokrasi itu dimulai sekitar duabelas tahun yang lalu.
Apa yang salah dari republik ini? Banyak pemimpin yang tidak menjaga amanahnya dengan dalih karena ia hanya diberikan kesempatan dua kali masa jabatan dan untuk mendapatkan jabatan itu ia mesti dengan pengorbanan yang tidak sedikit. Jadi menurutnya wajar bila dalam masa jabatannya itu ia mesti mengambil kembali apa yang telah dikeluarkannya.. Masya Alloh..
Bagaimana semestinya kita bercermin tentang bagaimana menerima dan menjalankan amah itu? Banyaklah kita bercermin kepada teladan para khulafa’urrasyidiin dalam mengelola negara islam pasca wafatnya Rasulullah SAW.
Mestikah kita mengganti sistem pemerintahan kita? Tidak! Cukup jalankan amanah dengan baik, Insya Alloh rakyat akan sejahtera.