status itu sengaja aku pampang beberapa hari dimulai tanggal 22 Desember kemarin, saat hari itu dirayakan sebagai hari ibu. konon di tanggal itu kita mestinya men-treat istri dan ibu kita ( bersyukurlah bagi yang masih memiliki ibu ) laksana ratu. celakanya, ada teman yang kemudian mengeluarkan joke, “ok, hari ini jadi hari ibu. tapi 364 hari kedepan kembali jadi hari bapak” hahahahaha…
menurutku, men-treat istri atau ibu kita laksana ratu  mestinya tidak terbatas hanya di hari ibu. hari-hari selanjutnya setelah hari ibu, mereka juga berhak mendapatkan perlakuan seperti itu. tapi ada juga kekhawatiran, kalau kita , kaum laki-laki men-treat seperti itu terus, bisa dicap susis-meminjam istilahnya Sule- suami sien istri, atau suami takut istri.
nggak ah, kita sudah semestinya memperlakukan istri kita sebagai ratu. kita harus memperlakukan dia ratu di rumah kita sendiri, sebagai penguasa keberlangsungan administrasi kerumahtanggan. seperti layaknya keberlangsungan istana kepresidenan dengan hadirnya sekretaris kepresidenan. atau seperti layaknya keberlangsungan dunia kepengadilan dengan hadirnya kepaniteraan. atau seperti layaknya keberlangsungan dunia politik dimana para anggota dewan duduk ngantor dengan hadirnya sekretaris jenderal DPR. 
istri kita , memastikan keberlangsungannya  segala hal tetek bengek kerumahtanggaan kita serta yang memastikan berdegupnya jantung rumah tangga dimana kita dan anak kita tinggal didalamnya. menurutku, ia-lah ratu sebenarnya, sang penjaga amanah. 
istri kita, bertanggung jawab memastikan bahwa anak-anak kita terjaga dengan baik di rumah disaat kita meninggalkan mereka mencari nafkah yang entah bisa pulang di hari itu, minggu depan, atau bulan depan. menjaga tetap terjaganya  asupan gizi untuk tumbuh berkembangnya anak-anak kita sehingga bisa berangkat ke sekolah dan bermain bersama teman-temannya . memberikan pertolongan pertama disaat anak-anak kita butuh bantuan medis ringan disaat jatuh dari sepeda yang mengakibatkan lecet dengkulnya. memastikan bahwa baju yang akan dipakai suaminya bekerja esok pagi telah tersedia dan disetrika dengan rapi, demikian juga dengan baju seragam sekolah anak-anak kita. dan masih terlalu banyak hal lagi yang bisa disebutkan, dan andai ada sebutan lain, maka istri kita layak disebut superwoman. 
berbahagialah dan berbanggalah bagi para suami yang memiliki  istri yang dengan ikhlas menjadi penjaga amanah. biarlah kita yang bermandi peluh mencari rizki di tengah terik matahari atau merasakan remuk redamnya tulang pinggang karena berlama-lama menekuni pekerjaan administrasi didalam ruangan. biarlah kita yang ikhlas bermandikan hujan dan merasakan pedihnya udara polusi berkendaraan di jalan raya saat berangkat dan pulang kerja dengan sepeda motor atau kendaraan umum atau merasakan pegalnya tumit kaki menahan pedal kopling dan gas secara bergantian tiap meter di tengah jebakan macet di tengah tol. 
berbahagialah, karena di rumah telah menunggu sang penjaga amanah yang akan membukakan pintu atas kehadiran kita dengan senyum ikhlasnya. 
dan berbahagia dan berbanggalah bagi para istri yang dengan ikhlas menjadi penjaga amanah. insya Alloh surga balasannya.. aamiin..