
marine customs headquarter
Awal bulan lalu, oktober 2015, saya menempati jabatan baru di Kanwil Khusus Bea dan Cukai Kepulauan Riau di Tanjung Balai Karimun, tempat dimana terdapat basis awal kegiatan patrol bea dan cukai. Saya menempati posisi mengurusi hal-ihwal personil di bea dan cukai di wilayah kerja Kanwil Khusus Kepulauan Riau, sebuah bidang tugas baru yang belum pernah saya tekuni selama dua puluh tahun bekerja di institusi ini.
Nama Tanjung Balai Karimun, selalu lekat dengan bea dan cukai. Dulunya, saat pulau ini masih sepi dan populasi penduduknya masih sedikit ini, tingkat pemerintahan yang tertinggi adalah kecamatan. Sedangkan saat itu bea cukai sudah menempatkan pejabat setingkat eselon 2-nya di kota ini, jabatan kakanwil lengkap dengan armada kapal patrolinya yang wilayah bentangan pengawasannya dari ujung barat Sumatra hingga ekor pulau Kalimantan. Dan jadilah pulau kecil bernama Karimun ini berkembang lengkap dengan segenap fasilitasnya dirintis oleh bea cukai. Sebut saja lapangan terbang sei Bati yang saat ini sudah diserahterimakan kepada Pemkab Karimun, pun demikian dengan lapangan sepakbola yang dulu lekat dengan nama besar Persatuan Sepakbola Karimun atau disingkat PSK.
Saat ini Tanjung Balai Karimun lebih simple disebut dengan nama Karimun, dimana nama inilah yang kemudian menjadi nama Kabupaten, Kabupaten Karimun.
Jika anda suatu ketika berkunjung ke pulau kecil ini melalui Pulau Batam, akses yang saat ini lazim dilalui adalah melalui jalur laut Sekupang – Tanjung Balai Karimun atau Harbour Bay – Tanjung Balai Karimun dengan waktu tempuh kurang lebih satu setengah jam dengan frekuensi pelayaran yang lumayan banyak. Dan jika anda ingin melalui Pulau Bintan, akses laut dilalui lewat pelabuhan Tanjung Pinang – Tanjung Balai Karimun dengan waktu tempuh kurang lebih tiga jam dengan frekuensi pelayaran yang sangat minim.
Kantor wilayah khusus bea cukai kepulauan riau di Tanjung Balai Karimun , dimana saat ini saya bertugas, telah mentransformasikan diri dan memperkenalkan dirinya dengan nama yang mencoba mendunia sebagai Bumi Marine Customs. Tujuannya adalah menguatkan image dan brand yang sedianya sudah sedari dulu melekat pada Tanjung Balai Karimun atau TBK sebagai kawah candradimukanya dunia patrol laut di bea cukai. Brand ini yang kemudian dikedepankan lagi dengan nama baru sebagai Marine Customs.

pangkalan sarana operasi
Penguatan perubahan brand ini dilakukan dengan mengubah tampilan gedung kantor wilayah menjadi dominan warna biru dan orange yang kontras. Hamper semua rumah dinas dan asset yang menjadi milik bea cukai TBK, dilekatkan warna itu. Demikian juga dengan uniform yang dikenakan pegawainya, dirubah polanya di hari selasa dan jumat dengan baju polo yang senada warnanya.
Menarik dan sekaligus mencolok mata warna baru ini. Tapi menurutku berhasil mencuri perhatian bagi sebagian besar warga karimun yang mulai ramai ini, bahwa inilah bea cukai yang baru, dengan brand nama yang baru , Marine Customs. Selamat dating di Bumi Marine Customs.