• Perihal

slametsukanto

~ about making ideas happens

slametsukanto

Tag Archives: bea cukai

Gedung Negara

06 Thursday Oct 2016

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ Leave a comment

Tags

bambang soebadhi, bea cukai, bea dan cukai, gedung induk, gedung negara, gedung papua, go kandouw, identitas gedung negara, penamaan gedung negara, pusdiklat bea dan cukai, transjakarta


Mutasi beberapa waktu lalu menghasilkan kepindahan teman saya  bergeser masih di sekitar Papua. Ia bergeser dari lantai 2, ke lantai 1. Itupun bisa dilalui lewat tangga darurat, dan tidak perlu menggunakan lift. Ya, ruangannya bergeser dari lantai 2 Gedung Papua, dimana Seksi Publikasi dibawah Subdit Humas berada, ke lantai 1, ruangan dimana Subbag Rumah Tangga dibawah Bagian Umum berada. Beruntungnya dia, karena kepindahannya walaupun di Papua, masih melihat sliwerannya busway Transjakarta jurusan Cawang – Tanjung Priok atau Pinang Ranti – Tanjung Priok.

Penamaan gedung-gedung di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di Rawamangun dengan nama-nama pulau besar di Indonesia, seolah memberi empati kepada teman-teman yang benar-benar berada di pulau yang namanya besar terpampang di muka gedung itu. Jadi suatu ketika seorang pegawai dihubungi temannya dari Sampit , ia akan bisa berkelakar, “kau di sebelah mana? Aku lagi di Kalimantan ini!”.

Bergeser sedikit dari Jalan A Yani, ke Jalan Bojana Tirta dimana Pusdiklat Bea dan Cukai berada, begitu melewati gerbang dan pos PKD, penamaan gedung-gedung yang ada jadi berubah. Namanya menggunakan beberapa nama Direktur Jenderal pendahulu. Bergeser jauh ke tepi laut, gedung megah lima lantai di jalan pabean nomer 1 milik Kantor Pelayanan Utama Tanjung Priok juga tidak memiliki nama khusus, tapi bisa dibilang seluruh stake holder, bahkan tukang ojek pun sepakat menamainya sebagai gedung induk.

Berbeda dengan di Rawamangun dan Tanjung Priok, di Tanjung Balai Karimun, tempat dimana Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau  berada, asrama mentereng dengan warna ngejreng khas Marine Customs, Oranye Biru, berlantai tiga yang berjejer sepanjang Meral, menggunakan nama burung.  Ada Asrama Rajawali, Asrama  Elang, dan Asrama Garuda.  Sedangkan dua asrama berikutnya menggunakan numeric, Empat dan Lima, dengan angka. Bangunan gedung lainnya adalah gudang tangkapan menggunakan alphabet, sedangkan gedung utama Kanwil DJBC Khusus Kepri dan gedung Pangkalan Sarana Operasi , tidak spesifik menggunakan nama.

Lalu bagaimana seharusnya menamai gedung Negara?

Menamai bagian dari memberi identitas. Rasanya tidak mungkin seseorang bermarga tertentu memberi nama anaknya dengan nama marga lain. Demikian juga dengan penamaan gedung Negara milik Bea Cukai, institusi yang secara vertikal berada dibawah Kementerian Keuangan, semestinya mengambil dari akar sejarahnya. Bisa dari nama Menteri Keuangan pendahulu, atau nama Direktur Jenderal pendahulu, atau jika gedung itu berada di wilayah yang punya history dengan Kepala Kantor Wilayah pendahulu. Atau bahkan bisa juga dengan nama pegawai yang secara historis mempunyai andil dalam perkembangan bea cukai di daerah tersebut. Tentu saja menamainya mesti dengan pertimbangan yang matang dan bila perlu dibuatkan rambu-rambu atau tata cara penamaannya.

Hasil penelusuran melalui google dengan keyword penamaan gedung Negara, saya mendapati  Peraturan Daerah Kabupaten Landak nomor   8   Tahun  2010 Tentang Penamaan Fasilitas Umum, yang secara khusus memberi pedoman bagaimana menamai gedung atau tempat-tempat tertentu yang merupakan fasilitas umum, bukan gedung Negara, seperti yang saya inginkan.

Merujuk kepada draft Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Identitas Gedung Negara Direktorat jenderal Bea dan Cukai yang diupload di CEHRIS pada tanggal 08 April 2016, ruang lingkup identitas gedung Negara, lebih kepada tipologi satuan kerja, dan tidak memberi aturan tentang bagaimana seharusnya gedung-gedung yang ada di suatu satker – yang kebetulan memiliki bangunan gedung yang banyak, diberikan identitas.  Saat menulis ini, saya sedikit berharap, ada hendaknya disisipkan ketentuan tentang penamaan gedung-gedung agar nama yang ada nantinya lebih dikenal masyarakat dan meningkatkan citra DJBC tanpa meninggalkan kearifan lokal.

Khusus di Tanjung Balai Karimun, saya rasa penamaannya tidak juga perlu menumbuhkan rasa empati dengan menggunakan nama Tarempa, Dabo Singkep atau Sambu Belakang Padang, karena masih sama-sama di luar Jawa. Apalagi ketiga nama itu akan menjadi sejarah mengingat akan dilebur ke kantor terdekat dan hanya menjadi kantor bantu. Bagus juga kalau penamaannya melibatkan para purnabhakti yang ada, yang jumlahnya menurut data yang saya peroleh, ada seratus orang lebih, dan tinggal di Tanjung Balai Karimun. Sebut saja nama pendahulu Kepala Kanwil yang melekat di ingatan mereka, para purnabhakti itu, seperti Bambang Soebadhi, mengikut satu nama gedung mess pegawai yang sudah menggunakan nama Kakanwil pendahulu, GO Kandouw.

Mudah-mudahan urun rembug ini bisa memberi warna peringatan ulang tahun ke-70 Bea dan Cukai menuju Bea Cukai Makin Baik.

insiden bukit dua

26 Thursday Nov 2015

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ 3 Comments

Tags

24 april 1955, bea cukai, bukit dua, djawatan bea tjukai, hamzah abdurrachman, karimun, m agus sjaaf, umar husin


SAMSUNG

monumen bukit dua

Sejarah mencatat bahwa pada tanggal 24 April 1955 adalah hari terakhir diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika yang dimulai sejak tanggal 18 April 1955. Konferensi yang diprakarsai oleh 29 negara  Non Blok Asia dan Afrika yang mengutuk kolonialisme, rasisme dan perang dingin. Konferensi yang diselenggarakan di Bandung ini menjadi tonggak monumental dalam sejarah hubungan luar negeri dan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara luar, khususnya Asia dan Afrika.

Tapi sejarah tidak mencatat bahwa pada tanggal 24 April 1955 terjadi insiden yang menewaskan 3 orang pegawai Bea dan Cukai yang saat itu masih bernama Djawatan Bea Tjukai, yaitu : M. Agus Sjaaf, Hamzah Abdurrachman, dan Umar Husin. Mereka tewas dalam menjalankan tugas sebagai Pembela Tanah Air di Djawatan Bea Tjukai di Bukit Dua. Tidak ada penjelasan lebih jauh tentang apa yang terjadi di Bukit Dua pada tanggal 24 April 1955 itu.

SAMSUNG

tulisan di monumen bukit dua

Penelusuran melalui google yang saya lakukan, tidak menghasilkan apapun, hingga kemudian saya mencari tahu tentang kejadian pada tanggal 24 April 1955 dari sebuah sumber, seorang pensiunan bea cukai, pak Malik AT yang sudah berumur 77 tahun. Saya mendapat cerita bahwa ketiga pegawai tersebut dibunuh secara sadis oleh penyelundup yang melawan pada saat akan dilakukan upaya penangkapannya. Dijelaskannya bahwa dalam boat patroli bea cukai saat itu sebenarnya ada empat orang, tapi seorang pegawai selamat karena bertahan pura-pura mati terapung. Pegawai selamat ini bernama Ismail Rante, yang sayangnya tidak bisa digali lebih jauh ceritanya karena telah almarhum. Saya juga tidak bisa menggali lebih jauh tentang lokasi yang disebutkan dalam tugu itu, Bukit Dua, walaupun secara sepintas pak Malik AT menyampaikan bahwa lokasinya ada di sekitar Moro.

Melihat tugu itu, tugu yang mengenang meninggalnya tiga pegawai bea dan cukai dalam melaksanakan tugas, rasanya kita perlu juga membangun tugu yang sama bagi pegawai bea dan cukai yang beberapa waktu lalu meninggal dalam melaksanakan tugas di Belawan tahun 2011, atau pegawai yang meninggal dalam rangka menjalankan tugas lainnya. Atau bisa juga dalam bentuk seperti The Vietnam War Veteran Memorial di Amerika Serikat dalam rangka mengenang jasa-jasa mereka.

Recent Posts

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Recent Comments

slametsukanto on sei bati, bandara perintis di…
RHA Airport on sei bati, bandara perintis di…
Avant Garde on insiden bukit dua
slametsukanto on insiden bukit dua
Avant Garde on insiden bukit dua

Archives

  • June 2017
  • October 2016
  • June 2016
  • March 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • November 2015
  • March 2015
  • January 2015
  • December 2014
  • March 2014
  • January 2014
  • December 2013
  • September 2013
  • July 2013
  • June 2013
  • May 2013
  • March 2013
  • January 2013
  • November 2012
  • October 2012
  • September 2012
  • August 2012
  • July 2012
  • June 2012
  • April 2012
  • March 2012
  • February 2012
  • January 2012

Categories

  • gawean
  • jalan-jalan
  • kontemplasi

Blog Stats

  • 27,979 hits
//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Blogs I Follow

  • Catatan Anak Bangsa
  • Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat
  • Dinnar Homestay Surabaya Indonesia
  • pelangi.kata
  • Tulisan ringan alumni STAN
  • Aku Yang Berlumur Dosa
  • santo for mitsubishi bintaro
  • Tamar Devils_Manchunian
  • ummulnurien.com
  • cerita anwar
  • padmanaba
  • erliharyanto
  • Renovatio
  • Look, Think and Write
  • kotakpermen.wordpress.com/
  • beautifulhello.wordpress.com/
  • website situnis
  • Lambangsarib's Blog
  • kembalikan, kampung halamanku
  • RISTEK FT UNNES

tulisan saya

kunjungan

  • 27,979 hits

lima terbaru

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Blog at WordPress.com.

Catatan Anak Bangsa

raga pasti mati, tulisan mungkin abadi

Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat

Selalu ada Petunjuk, Untuk Kemudahan

Dinnar Homestay Surabaya Indonesia

Penginapan sederhana berfasilitas bintang lima, Lokasi di Surabaya Selatan, dekat dengan Masjid Al-Akbar Surabaya.

pelangi.kata

saat goresan kata menciptakan warna ide yang nyata..

Tulisan ringan alumni STAN

mengikat ilmu dengan menuliskannya...

Aku Yang Berlumur Dosa

kusadar hidup ini hanya sebentar...dan kubersyukur hari ini masih mendapat kasih sayang...

santo for mitsubishi bintaro

The greatest WordPress.com site in all the land!

Tamar Devils_Manchunian

Hidup lebih baik saling berbagi ilmu untuk meraih kesuksesan

ummulnurien.com

cerita anwar

Just another WordPress.com weblog

padmanaba

erliharyanto

Ya Allah, tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus

Renovatio

"The closer you look, the less you will see"

Look, Think and Write

kotakpermen.wordpress.com/

beautifulhello.wordpress.com/

website situnis

travelling

Lambangsarib's Blog

Catatan Orang Biasa

kembalikan, kampung halamanku

tentang kampung, tentang halaman, tentang apapun

RISTEK FT UNNES

Kerohanian Islam Teknik

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • slametsukanto
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • slametsukanto
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...