• Perihal

slametsukanto

~ about making ideas happens

slametsukanto

Tag Archives: kalimantan

dimanakah pintu langit?

30 Tuesday Oct 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ Leave a comment

Tags

1433, kalimantan, ramadhan, ramadhan 1433


Suatu malam di bulan mulia, ramadhan 1433H, bulan penuh rahmat dan ampunan, aku tidak bisa khusyuk bermunajat dalam do’ a setelah sholat fardhu isya’. Penyebabnya adalah berkecamuknya perasaan dalam hati karena ini adalah kali kesekian dari serangkaian ramadhan dalam hidupku yang tidak bisa aku manfaatkan dengan baik.  Artinya juga ini adalah ketidakkhusyu’anku yang kesekian kalinya di hari-hari di sepanjang ramadhan ini, khususnya di 1433 hijriah, saat aku menjalani ramadhan pertama di tanah Kalimantan.  Ya, ini adalah ramadhanku yang pertama di tanah Kalimantan setelah kedatanganku di pulau terluas di indonesia ini pada pertengahan desember 2011.
Malam itu sebenarnya adalah malam yang umum diketahui oleh segenap kaum muslimin sebagai malam menjelang akhir ramadhan yang semestinya aku bisa khusyuk memburu turunnya lailatul qadr.  Aku tidak memburu dan  tidak menyambut turunnya ribuan malaikat Alloh mencari hamba-Nya yang berharap berkah dimana hitungan amal berlipat selaksa menjadi seribu bulan, khoirummin ‘alfi syahri.  Aku tidak memburu turunnya rahmat saat terbukanya pintu langit menerima semua do’a dari ummat-Nya yang dengan khusyuk dan sungguh-sungguh memohon.  Aku juga tidak memburunya dan memilih “hanya” berdiam diri di kamar rumah dinasku.
Di malam itu , aku membutuhkan uluran tangan yang sanggup menarikku dan menyemangatiku untuk bangkit dan beranjak melangkahkan kaki ke masjid. Disaat seperti itulah aku membutuhkan kedua anakku yang alhamdulillah akan selalu menjadi penyemangat ibadahku.
Aku telah melewatkan malam-malam dimana pintu langit terbuka. Aku menyia-nyiakannya dan tidak menyambut turunnya keutamaan-keutamaan yang berakhir di saat fajar menjelang  padahal kesempatan itu belum tentu bisa aku  temui lagi di tahun mendatang. Artinya aku harus menunggu datangnya saat seperti itu di sebelas bulan mendatang.  Artinya juga di sebelas bulan sisanya menunggu ramadhan di tahun mendatang itu aku harus mencari-cari dimanakah pintu langit yang terbuka dan rangkaian do’a serta amalku disambut hangat tangan-tangan malaikat.
Di sebelas bulan setelah bulan ramadhan itu aku harus menggantinya dengan berdiri dan bermunajat dengan harapan pintu langit akan terbuka dan segala do’aku didengar dan disambut oleh Alloh.. aamiin..

berdamai dengan waktu

11 Saturday Aug 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ Leave a comment

Tags

Bintan, kabupaten kotawaringin timur, kalimantan, sampit


Suatu malam, karena banyaknya waktu luang yang ada, aku mengisinya dengan membuat note di ipad.  Sementara ini sudah ada tigapuluh tulisan lebih yang berisi segala hal, mulai dari kisah tentang pekerjaan, suasana hati, perjalanan atau sekedar permainan pikiran. Tidak ada yang aku rekayasa dari semua tulisan itu, murni apa adanya.. hehehehe..

Tema awal dari rangkaian menulis ini adalah dalam rangka mengisi waktu. Ya, waktu yang sebagaimana aku sampaikan di awal tadi, banyak tersedia disepanjang hari selama penempatan dinasku di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur dimana  hitungan saat aku membuat tulisan ini adalah memasuki bulan kesembilan.

Ketersediaan waktu jugalah yang memaksa aku harus mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat, dimana pilihanku jatuh kepada dua kegiatan yaitu menulis dan berolahraga, futsal dan bulutangkis. Satu cabang olahraga lagi , bola volley sedang dalam tahap membangun team dan melatih pemain mendatangkan pelatih lokal dengan harapan akhir tahun ini menjelang Hari Keuangan bisa tampil dalam kompetisi. Semua itu bermuara satu hal, membuat aku tenggelam dalam kesibukan alias menyibukkan diri, dan tidak merasakan pergeseran waktu. Rasanya setiap minggu menunggu kapan datangnya saat bermain badminton, kapan datangnya saat bermain futsal dan kapan datangnya saat melihat anggota aku berlatih bola volley. Terus begitu setiap minggu hingga sampai di bulan ke sembilan ini.

Tapi  tetap saja, waktu, adalah musuhku disaat malam menjelang tidur tapi dihinggapi rindu yang sangat kepada keluarga nun jauh disana. Rasanya tetap saja tidak puas mendengar suara mereka, chat lewat bbm atau melihat foto terkini yang mereka kirim. Rasanya tetap saja aku pengen ada di sisi mereka. hiks..

Waktu juga menjadi musuhku di hari minggu dan hari libur lainnya dimana biasanya seorang ayah menghabiskan waktu liburnya bersama keluarga, sedangkan aku tidak. Aku disini, di Sampit, pulau Kalimantan, mereka, anak istriku, di Bintan (tapi mungkin juga lain rasanya seandainya hari minggu atau hari libur itu aku jalani di Surabaya dimana tersedia banyak mall dan tempat yang bisa dikunjungi untuk menghibur diri…hehehe..)

Waktu, rasanya cepat sekali disaat aku diberi kesempatan menemui keluarga. Rasanya ingin disaat aku bersama keluarga, waktu di freeze atau minimal dibuat slow motion.
Waktu, adalah relatif..  Ia akan menjadi sama sekali tidak bersahabat manakala kita menungguinya, dan akan terasa sangaaaaat lama. Ia juga tetap saja tidak bersahabat dan menjadi seolah-olah di- fast forward manakala kita  mengharapkannya lebih dari sekedar 24 jam sehari.

Kini aku, dan mudah-mudahan teman-teman lain yang mungkin senasib dengan aku di seluruh wilayah Indonesia yang sedang dalam masa penempatan dan terpisah dengan keluarga, harus berdamai dengan waktu. Rasanya ia tidak mungkin kita lawan karena sebenarnya juga ia berada didalam rasa di hati kita sendiri dan relatif.

Mudah-mudahan waktu, yang relatif ini, tidak membuat kita menjadi rugi, sebagaimana diwahyukan dalam Kitabulloh, karenanya  kita mesti mengisinya dengan berbuat baik dan menjadi rahmatan lil’alamiin.. aamiin..

Tjilik Riwut JT671

11 Saturday Aug 2012

Posted by slametsukanto in gawean

≈ 1 Comment

Tags

batam, Bintan, boeing 737 900ER, HM Arsyad, jawa, JT671, kalimantan, Lion Air, palangkaraya, pengadilan negeri sampit, sampit, suku banjar, Tanjung Uban, tjilik riwut, travel


Dinihari itu aku terbangun dan terlihat jam menunjuk pukul 01:00 WIB. Segera aku bergegas ke kamar mandi dan membasuh muka dengan berwudhu, kubuka lembar sajadah indah , pemberian teman yang ia belikan sebagai oleh-oleh sewaktu umrah , dan mengangkat tangan mengucap takbir mengawali sholat. Dua rokaat aku selesaikan, kulirik jam dan telah menunjuk pukul 01:15 WIB, atau lima belas menit lagi menjelang kedatangan travel yang akan membawaku ke Palangkaraya. Ya, pagi ini aku mesti berangkat dinihari kesana untuk naik pesawat di Bandara Tjilik Riwut pukul 06:50 WIB . Rute penerbangan lewat Palangkaraya ini terpaksa aku tempuh karena connecting dengan penerbangan lanjutannya ke Batam di hari yang sama. bisa saja aku mengambil penerbangan lewat Sampit dengan Kalstar, tapi mesti nginep dulu di jakarta untuk bisa berangkat keesokan paginya ke Batam. Atau bisa juga berangkat dari Sampit ke Surabaya dengan Merpati , tapi sama juga, mesti nginep dulu sebelum keesokan paginya terbang ke Batam. Lumayan repot.. hihihi.. makanya aku pilih rute Palangkaraya – Jakarta – Batam yang connect di hari yang sama, lebih praktis menurutku.
Tepat pukul 01:30 WIB, hp-ku berdering dan ketika kuangkat terdengar suara laki-laki yang tidak lain adalah sopir travel yang akan menjemputku. Tidak lama, setelah sepuluh menit dari pembicaraan melalui telpon tadi , mobil travel innova itu sudah ada di jalan depan rumah, jalan HM Arsyad, tepat di depan Pengadilan Negeri Sampit, dan setelah aku letakkan tas di bagasi, kami berangkat menjemput penumpang travel lain. Tepat pukul 02:00 WIB, kami meninggalkan Sampit menuju Palangkaraya dengan muatan sebanyak empat orang, aku duduk di depan, dua penumpang lainnya duduk di tengah dan satu orang duduk di bangku paling belakang. Kami sama-sama calon penumpang penerbangan melalui Bandara Tjilik Riwut di Palangkaraya. Perjalanan empat jam ini harus ditempuh dengan perkiraan waktu tiba tepat di Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya sekitar pukul 06:00 WIB. Dari waktu tempuh empat jam ini, kami berhenti sekali di kilometer 98 atau lebih kurang di separuh perjalanan. Tempat istirahat atau pemberhentian ini berupa sebuah warung yang lumayan komplit yang beberapa kali aku menjalani trip ini selalu ditunggu oleh seorang anak perempuan keturunan suku banjar. Di warung yang juga jadi tempat istirahat truk bermuatan barang dari Banjarmasin untuk tujuan Sampit ini aku bisa meminum segelas coffeemix dan menjalankan sholat subuh.
Tepat pukul 06:00 WIB saya sampai di Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya dan langsung menuju konter check-in Lion Air. Dari pengamatanku beberapa kali menempuh rute ini, penerbangan Lion Air rute Palangkaraya – Jakarta ini lumayan juga jumlah penumpangnya dan menurut hitunganku hampir selalu dalam kondisi 90% kursi boeing 737-900ER terisi. Salah satu alasannya menurutku karena tidak ada delay atas rute penerbangan ini karena pesawat standby di bandara.
Sekedar menggambarkan Bandara Tjilik Riwut, namanya diambil dari Gubernur Kalimantan Tengah pertama, seorang putra daerah asli Kalimantan bersuku Dayak. Bandara ini sebagaimana bandara lain di indonesia yang sebenarnya adalah pangkalan TNI AU, terletak di arah luar kota Palangkaraya arah Banjarmasin. Tataruang untuk memasuki areal atau kawasan bandara ini tertata rapi dengan akses masuk berupa jalan besar yang dipisahkan oleh taman di tengahnya. Bangunan bandara sendiri menyerupai rumah adat dayak atau sering dinamakan betang, dengan ornamen tameng di hampir seluruh tiang penyangga bangunan bandara bagian luarnya.
Setelah boarding, aku segera menuju ke warung yang ada di sudut ruangan sebelum ruang tunggu dan meminta untuk dibuatkan segelas energen cereal rasa coklat untuk sekedar mengisi perut pengganti sarapan sebelum limabelas menit kemudian memasuki ruang tunggu untuk boarding.
Dan tepat sesuai jadwal penerbangan, pesawat Lion Air JT 671 yang aku tumpangi berangkat ke jakarta. Di cengkareng selanjutnya aku melapor ke bagian transit dan menunggu jadwal keberangkatan pesawat selanjutnya ke Batam untuk kemudian ke Tanjung Uban, Bintan. Bersyukurnya aku di rute penerbangan ini, kadang aku bisa bertemu dengan teman dan sahabat yang bersedia meluangkan waktu menemaniku menunggu saat terbang ke Batam.
Keseluruhan waktu yang mesti aku tempuh dalam rangka kepulangan menuju rumah ini kurang lebih empatbelas jam, sebuah hitungan waktu yang cukup lama yang disebabkan dua kali penerbangan, tiga moda transportasi ( darat, laut dan udara ) dan melewati dua pulau besar ( Kalimantan dan Jawa ) dan dua pulau kecil ( Batam dan Bintan ). Mudah-mudahan selama aku menjalani rute perjalanan ini senantiasa mendapat perlindungan Alloh subhanahu wata’alaa.. aamiin..

Tumbang Samba

03 Tuesday Jul 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ 1 Comment

Tags

kalimantan, kasongan, katingan, palangkaraya, sampit, sungai katingan, tumbang samba


wuiih.. sebuah perjalanan yang lumayan menguras energi walaupun dengan kondisi jalan yang relatif baik untuk ukuran daerah pinggir Kalimantan Tengah. Tumbang Samba, sebuah kota kecamatan dengan nama resminya Kecamatan Katingan Tengah dibawah provinsi Kalimantan Tengah, harus saya tempuh sejak pukul 03:15 dinihari demi mengejar jadwal sosialisasi cukai hasil tembakau yang direncanakan digelar pukul 08:00. 
perjalanan di awal hari itu saya ditemani oleh anggotaku, dengan pertimbangan keselamatan karena rasanya kurang sreg melakukan perjalanan ke daerah yang sama sekali belum pernah saya kunjungi. perjalanan dinihari itu yang rencananya saya tempuh sendiri dengan mobil ford ranger dinas, dibatalkan dan saya memilih menggunakan jasa perusahaan travel.
perjalanan ke lokasi sosialisasi di Tumbang Samba Kecamatan Katingan Tengah saya tempuh melalui jalur darat searah ke Palangkaraya, tepatnya di separuh perjalanan ke arah Palangkaraya, kami harus belok kiri tepat di jalan didepan Rumah Makan Banua Lima di kilometer 106. dari situ kami harus menelusuri jalan yang tidak seramai jalur Sampit-Palangkaraya diperkirakan selama 2,5 jam. dan benar saja, saya baru nyampai ke lokasi di Tumbang Samba sekitar pukul 7:45 atau 15 menit sebelum acara dimulai dan mendapat sambutan dari Camat Katingan Tengah dan Kabid Perdagangan Kabupaten Katingan. dengan ketibaan waktu yang sedemikian mepet ini, otomatis tidak ada kesempatan buat mandi atau ngelap badan. alhamdulillah acara sosialisasi berjalan lancar dan diikuti segenap peserta secara antusias dan mendapat apresiasi positif. sebuah pengalaman berharga dan bangga bisa mengenalkan dan membagi ilmu kepada masyarakat di daerah yang sama sekali baru buatku di pedalaman Kalimantan tentang cukai tembakau, pungutan negara yang berada di posisi dilematis antara penerimaan negara dan menyehatkan warga dari bahaya merokok.
Tumbang Samba, sebuah nama dan tempat yang baru sekali ini saya kunjungi, ternyata banyak diisi oleh pendatang dari Jawa dan kebetulan salah satunya ikut menjadi bagian peserta sosialisasi dan ikut mengajukan pertanyaan di sesi tanya jawab. namanya Paijo dengan profesi sebelum pensiun adalah Guru dan telah menetap di Tumbang Samba selama limapuluh tahun serta telah menjadi ta’mir mesjid di seberang saya melakukan sosialisasi yang dibangun oleh Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila, sama dengan mesjid besar di Sampit yang juga dibangun oleh yayasan yang sama binaan alm. Bapak Soeharto.

tumbang samba

Tumbang Samba, letaknya di pinggir sungai Katingan, terasa sekali denyut nadi perekonomiannya ditandai dengan ramainya pasar walaupun hanya sepintas saya melewatinya. di seberang sungai katingan ini menurut penuturan beberapa orang yang sempat saya tanya, bisa langsung menuju kantor bupati Kasongan dengan melewati perahu penyeberangan. 
Tumbang Samba atau Muara Samba, mudah-mudahan bisa menambah referensiku tentang betapa luasnya wilayah Kalimantan. next trip, saya berencana melakukan touring ke Balikpapan melalui jalur darat. wish me luck.

Recent Posts

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Recent Comments

slametsukanto on sei bati, bandara perintis di…
RHA Airport on sei bati, bandara perintis di…
Avant Garde on insiden bukit dua
slametsukanto on insiden bukit dua
Avant Garde on insiden bukit dua

Archives

  • June 2017
  • October 2016
  • June 2016
  • March 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • November 2015
  • March 2015
  • January 2015
  • December 2014
  • March 2014
  • January 2014
  • December 2013
  • September 2013
  • July 2013
  • June 2013
  • May 2013
  • March 2013
  • January 2013
  • November 2012
  • October 2012
  • September 2012
  • August 2012
  • July 2012
  • June 2012
  • April 2012
  • March 2012
  • February 2012
  • January 2012

Categories

  • gawean
  • jalan-jalan
  • kontemplasi

Blog Stats

  • 27,979 hits
//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Blogs I Follow

  • Catatan Anak Bangsa
  • Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat
  • Dinnar Homestay Surabaya Indonesia
  • pelangi.kata
  • Tulisan ringan alumni STAN
  • Aku Yang Berlumur Dosa
  • santo for mitsubishi bintaro
  • Tamar Devils_Manchunian
  • ummulnurien.com
  • cerita anwar
  • padmanaba
  • erliharyanto
  • Renovatio
  • Look, Think and Write
  • kotakpermen.wordpress.com/
  • beautifulhello.wordpress.com/
  • website situnis
  • Lambangsarib's Blog
  • kembalikan, kampung halamanku
  • RISTEK FT UNNES

tulisan saya

kunjungan

  • 27,979 hits

lima terbaru

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Blog at WordPress.com.

Catatan Anak Bangsa

raga pasti mati, tulisan mungkin abadi

Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat

Selalu ada Petunjuk, Untuk Kemudahan

Dinnar Homestay Surabaya Indonesia

Penginapan sederhana berfasilitas bintang lima, Lokasi di Surabaya Selatan, dekat dengan Masjid Al-Akbar Surabaya.

pelangi.kata

saat goresan kata menciptakan warna ide yang nyata..

Tulisan ringan alumni STAN

mengikat ilmu dengan menuliskannya...

Aku Yang Berlumur Dosa

kusadar hidup ini hanya sebentar...dan kubersyukur hari ini masih mendapat kasih sayang...

santo for mitsubishi bintaro

The greatest WordPress.com site in all the land!

Tamar Devils_Manchunian

Hidup lebih baik saling berbagi ilmu untuk meraih kesuksesan

ummulnurien.com

cerita anwar

Just another WordPress.com weblog

padmanaba

erliharyanto

Ya Allah, tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus

Renovatio

"The closer you look, the less you will see"

Look, Think and Write

kotakpermen.wordpress.com/

beautifulhello.wordpress.com/

website situnis

travelling

Lambangsarib's Blog

Catatan Orang Biasa

kembalikan, kampung halamanku

tentang kampung, tentang halaman, tentang apapun

RISTEK FT UNNES

Kerohanian Islam Teknik

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • slametsukanto
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • slametsukanto
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...