Tags
banjar, batak di palangkaraya, batavia air, bukit jalil, gubernur kalteng, hotel idola, kalimantan tengah, matahari terbit, palangkaraya, palangkaraya - sampit, rumah makan idola, tjilik riwut
Desember tanggal 11 tahun 2011, dengan Batavia Air, aku tiba di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Sebuah bandara yang namanya diambil dari nama Gubernur Kalteng. Rute-ku selanjutnya adalah Palangkaraya – Sampit, kota dimana aku ditempattugaskan. Aku sudah mendapat ancar-ancar kemana aku harus njujug sesampainya di Tjilik Riwut yaitu ke arah luar komplek bandara dengan taksi dan menemui agen “travel” yang akan membawaku ke Sampit. Ternyata lokasi “counter” travel itu pas di bunderan depan komplek bandara yang untuk keluarnya disediakan taksi bertarif flat.
Di konter itu aku memesan seat satu orang tujuan Sampit dengan membawa tiga tas bawaanku. Harga yang mesti aku bayar untuk rute Palangkaraya – Sampit adalah 75rb saja dengan jarak tempuh kurang lebih 200 kilometer. Kendaraan yang saat itu tersedia adalah xenia dan aku diminta langsung menaikkan tasku ke bagasi belakang xenia itu. Sambil menunggu aku sempatkan berbincang-bincang dan makan indomie rebus di warung sebelah konter travel. Sudah kuduga, ternyata bapak yang menjajakan jasa travel ini adalah orang Batak.. hehehe.. nggak di Bukit Jalil nggak di Palangkaraya, ketemu juga kawan Batak kalo urusan beginian. Dan sebagai bentuk perkenalanku, dengan senang hati aku traktir dia kopi itam. Dan alhamdulillah aku mendapatkan privilege untuk bisa duduk di kursi paling depan. Mantap lae..
Sekitar jam 4:30 sore dalam kondisi hujan lebat, berangkatlah xeniaku menuju Sampit dengan estimasi perjalanan 4 sampai 5 jam. Jadi kira-kira nyampe Sampit jam 9-an malam. Tidak masalah, karena sudah ada kawan-kawan yang akan menjemput disana. Yang aku doakan, semoga selama perjalanan 4 sampai 5 jam ini berjalan lancar.
Palangkaraya kotanya lumayan besar, tapi relatif sepi dengan jalan yang kelihatan lebaaar.. ini karena volume kendaraannya belum banyak kali ya. Di beberapa hari kemudian, aku menjalani rute darat Sampit – Palangkaraya ini lagi dalam rangka tugas sebanyak dua kali..
Perjalanan Palangkaraya – Sampit alhamdulillah berjalan lancar dengan bantuan sopir orang banjar yang sepanjang perjalanan aktif berkomunikasi dengan salah satu penumpang yang juga dari suku yang sama. Aku hanya menjadi pendengar yang baik dan sesekali menimpali seperlunya , kalo pas nyambung dengan apa yang mereka omongkan. Kami berhenti sekali di rumah makan yang letaknya kurang lebih di tengah-tengah antara Palangkaraya – Sampit yaitu di rumah makan Idola. Nama Idola akhirnya menjadi nama hotel tempat aku menginap pertama kali di Sampit, Kotawaringin Timur. Sekitar jam 09:30 malam, travel-ku nyampe di kantorku dengan sambutan dari kawan-kawan di kantor yang kemudian mengantarkanku menginap di hotel Idola untuk menjalani aktifitas pertamakali di kantor baru esok pagi.
Di salah satu kamar di hotel Idola itulah aku mengabadikan matahari terbit di pagi hari yang pertama kali di Sampit, kota dimana aku akan menjalani penugasanku yang mudah-mudahan tidak terlalu lama . Semoga Alloh Subhanahuwata’ala senantiasa memberikan bimbingan , rahmat dan barokah buatku selama aku menjalani amanah ini. Aamiin..