• Perihal

slametsukanto

~ about making ideas happens

slametsukanto

Tag Archives: palangkaraya

patok 98

07 Saturday Mar 2015

Posted by slametsukanto in jalan-jalan

≈ Leave a comment

Tags

Cilik Riwut, palangkaraya, patok 98, sampit


patok 98

patok ini sengaja saya foto di tengah waktu rehat separuh perjalanan dari Sampit menuju Palangkaraya dalam rangka menuju keberangkatan Lion Air pagi hari dari Bandara Cilik Riwut. patok yang sebenarnya tidak persis di tengah perjalanan ini jelas terlihat bahwa saya sudah menempuh perjalanan sepanjang 120 kilometer dari Sampit (SPT) dan masih tersisa 98 kilometer menuju Palangkaraya (PRY).
waktu tempuh sekitar 4 jam rute Sampit – Palangkaraya, sampai di patok 98 itu sekitar waktunya sholat subuh dari keberangkatan jam 02:00 WIB, perjalanan yang memang dipas-kan timingnya oleh travel untuk sampai di Bandara Cilik Riwut jam 06:00 WIB.
yang menarik, jujugan patok 98 itu tidak hanya milik kendaraan dari Sampit, tapi juga kendaraan dari palangkaraya yang terutama didominasi oleh truk pengangkut barang. mereka juga memanfaatkan waktu istirahat di tempat ini untuk ngopi dan keperluan lainnya.
warung dimana patok 98 ini ada, dijaga oleh gadis-gadis banjar yang selalu sopan dalam menerima tamu, termasuk saya yang kebetulan memanfaatkan tempat ruang tengah mereka untuk melaksanakan sholat subuh. imbalannya, segelas susu jahe hangat dan sepiring nasi porsi setengah dengan lauk ikan haruan biasanya saya beli.

Tjilik Riwut JT671

11 Saturday Aug 2012

Posted by slametsukanto in gawean

≈ 1 Comment

Tags

batam, Bintan, boeing 737 900ER, HM Arsyad, jawa, JT671, kalimantan, Lion Air, palangkaraya, pengadilan negeri sampit, sampit, suku banjar, Tanjung Uban, tjilik riwut, travel


Dinihari itu aku terbangun dan terlihat jam menunjuk pukul 01:00 WIB. Segera aku bergegas ke kamar mandi dan membasuh muka dengan berwudhu, kubuka lembar sajadah indah , pemberian teman yang ia belikan sebagai oleh-oleh sewaktu umrah , dan mengangkat tangan mengucap takbir mengawali sholat. Dua rokaat aku selesaikan, kulirik jam dan telah menunjuk pukul 01:15 WIB, atau lima belas menit lagi menjelang kedatangan travel yang akan membawaku ke Palangkaraya. Ya, pagi ini aku mesti berangkat dinihari kesana untuk naik pesawat di Bandara Tjilik Riwut pukul 06:50 WIB . Rute penerbangan lewat Palangkaraya ini terpaksa aku tempuh karena connecting dengan penerbangan lanjutannya ke Batam di hari yang sama. bisa saja aku mengambil penerbangan lewat Sampit dengan Kalstar, tapi mesti nginep dulu di jakarta untuk bisa berangkat keesokan paginya ke Batam. Atau bisa juga berangkat dari Sampit ke Surabaya dengan Merpati , tapi sama juga, mesti nginep dulu sebelum keesokan paginya terbang ke Batam. Lumayan repot.. hihihi.. makanya aku pilih rute Palangkaraya – Jakarta – Batam yang connect di hari yang sama, lebih praktis menurutku.
Tepat pukul 01:30 WIB, hp-ku berdering dan ketika kuangkat terdengar suara laki-laki yang tidak lain adalah sopir travel yang akan menjemputku. Tidak lama, setelah sepuluh menit dari pembicaraan melalui telpon tadi , mobil travel innova itu sudah ada di jalan depan rumah, jalan HM Arsyad, tepat di depan Pengadilan Negeri Sampit, dan setelah aku letakkan tas di bagasi, kami berangkat menjemput penumpang travel lain. Tepat pukul 02:00 WIB, kami meninggalkan Sampit menuju Palangkaraya dengan muatan sebanyak empat orang, aku duduk di depan, dua penumpang lainnya duduk di tengah dan satu orang duduk di bangku paling belakang. Kami sama-sama calon penumpang penerbangan melalui Bandara Tjilik Riwut di Palangkaraya. Perjalanan empat jam ini harus ditempuh dengan perkiraan waktu tiba tepat di Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya sekitar pukul 06:00 WIB. Dari waktu tempuh empat jam ini, kami berhenti sekali di kilometer 98 atau lebih kurang di separuh perjalanan. Tempat istirahat atau pemberhentian ini berupa sebuah warung yang lumayan komplit yang beberapa kali aku menjalani trip ini selalu ditunggu oleh seorang anak perempuan keturunan suku banjar. Di warung yang juga jadi tempat istirahat truk bermuatan barang dari Banjarmasin untuk tujuan Sampit ini aku bisa meminum segelas coffeemix dan menjalankan sholat subuh.
Tepat pukul 06:00 WIB saya sampai di Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya dan langsung menuju konter check-in Lion Air. Dari pengamatanku beberapa kali menempuh rute ini, penerbangan Lion Air rute Palangkaraya – Jakarta ini lumayan juga jumlah penumpangnya dan menurut hitunganku hampir selalu dalam kondisi 90% kursi boeing 737-900ER terisi. Salah satu alasannya menurutku karena tidak ada delay atas rute penerbangan ini karena pesawat standby di bandara.
Sekedar menggambarkan Bandara Tjilik Riwut, namanya diambil dari Gubernur Kalimantan Tengah pertama, seorang putra daerah asli Kalimantan bersuku Dayak. Bandara ini sebagaimana bandara lain di indonesia yang sebenarnya adalah pangkalan TNI AU, terletak di arah luar kota Palangkaraya arah Banjarmasin. Tataruang untuk memasuki areal atau kawasan bandara ini tertata rapi dengan akses masuk berupa jalan besar yang dipisahkan oleh taman di tengahnya. Bangunan bandara sendiri menyerupai rumah adat dayak atau sering dinamakan betang, dengan ornamen tameng di hampir seluruh tiang penyangga bangunan bandara bagian luarnya.
Setelah boarding, aku segera menuju ke warung yang ada di sudut ruangan sebelum ruang tunggu dan meminta untuk dibuatkan segelas energen cereal rasa coklat untuk sekedar mengisi perut pengganti sarapan sebelum limabelas menit kemudian memasuki ruang tunggu untuk boarding.
Dan tepat sesuai jadwal penerbangan, pesawat Lion Air JT 671 yang aku tumpangi berangkat ke jakarta. Di cengkareng selanjutnya aku melapor ke bagian transit dan menunggu jadwal keberangkatan pesawat selanjutnya ke Batam untuk kemudian ke Tanjung Uban, Bintan. Bersyukurnya aku di rute penerbangan ini, kadang aku bisa bertemu dengan teman dan sahabat yang bersedia meluangkan waktu menemaniku menunggu saat terbang ke Batam.
Keseluruhan waktu yang mesti aku tempuh dalam rangka kepulangan menuju rumah ini kurang lebih empatbelas jam, sebuah hitungan waktu yang cukup lama yang disebabkan dua kali penerbangan, tiga moda transportasi ( darat, laut dan udara ) dan melewati dua pulau besar ( Kalimantan dan Jawa ) dan dua pulau kecil ( Batam dan Bintan ). Mudah-mudahan selama aku menjalani rute perjalanan ini senantiasa mendapat perlindungan Alloh subhanahu wata’alaa.. aamiin..

Tumbang Samba

03 Tuesday Jul 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ 1 Comment

Tags

kalimantan, kasongan, katingan, palangkaraya, sampit, sungai katingan, tumbang samba


wuiih.. sebuah perjalanan yang lumayan menguras energi walaupun dengan kondisi jalan yang relatif baik untuk ukuran daerah pinggir Kalimantan Tengah. Tumbang Samba, sebuah kota kecamatan dengan nama resminya Kecamatan Katingan Tengah dibawah provinsi Kalimantan Tengah, harus saya tempuh sejak pukul 03:15 dinihari demi mengejar jadwal sosialisasi cukai hasil tembakau yang direncanakan digelar pukul 08:00. 
perjalanan di awal hari itu saya ditemani oleh anggotaku, dengan pertimbangan keselamatan karena rasanya kurang sreg melakukan perjalanan ke daerah yang sama sekali belum pernah saya kunjungi. perjalanan dinihari itu yang rencananya saya tempuh sendiri dengan mobil ford ranger dinas, dibatalkan dan saya memilih menggunakan jasa perusahaan travel.
perjalanan ke lokasi sosialisasi di Tumbang Samba Kecamatan Katingan Tengah saya tempuh melalui jalur darat searah ke Palangkaraya, tepatnya di separuh perjalanan ke arah Palangkaraya, kami harus belok kiri tepat di jalan didepan Rumah Makan Banua Lima di kilometer 106. dari situ kami harus menelusuri jalan yang tidak seramai jalur Sampit-Palangkaraya diperkirakan selama 2,5 jam. dan benar saja, saya baru nyampai ke lokasi di Tumbang Samba sekitar pukul 7:45 atau 15 menit sebelum acara dimulai dan mendapat sambutan dari Camat Katingan Tengah dan Kabid Perdagangan Kabupaten Katingan. dengan ketibaan waktu yang sedemikian mepet ini, otomatis tidak ada kesempatan buat mandi atau ngelap badan. alhamdulillah acara sosialisasi berjalan lancar dan diikuti segenap peserta secara antusias dan mendapat apresiasi positif. sebuah pengalaman berharga dan bangga bisa mengenalkan dan membagi ilmu kepada masyarakat di daerah yang sama sekali baru buatku di pedalaman Kalimantan tentang cukai tembakau, pungutan negara yang berada di posisi dilematis antara penerimaan negara dan menyehatkan warga dari bahaya merokok.
Tumbang Samba, sebuah nama dan tempat yang baru sekali ini saya kunjungi, ternyata banyak diisi oleh pendatang dari Jawa dan kebetulan salah satunya ikut menjadi bagian peserta sosialisasi dan ikut mengajukan pertanyaan di sesi tanya jawab. namanya Paijo dengan profesi sebelum pensiun adalah Guru dan telah menetap di Tumbang Samba selama limapuluh tahun serta telah menjadi ta’mir mesjid di seberang saya melakukan sosialisasi yang dibangun oleh Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila, sama dengan mesjid besar di Sampit yang juga dibangun oleh yayasan yang sama binaan alm. Bapak Soeharto.

tumbang samba

Tumbang Samba, letaknya di pinggir sungai Katingan, terasa sekali denyut nadi perekonomiannya ditandai dengan ramainya pasar walaupun hanya sepintas saya melewatinya. di seberang sungai katingan ini menurut penuturan beberapa orang yang sempat saya tanya, bisa langsung menuju kantor bupati Kasongan dengan melewati perahu penyeberangan. 
Tumbang Samba atau Muara Samba, mudah-mudahan bisa menambah referensiku tentang betapa luasnya wilayah Kalimantan. next trip, saya berencana melakukan touring ke Balikpapan melalui jalur darat. wish me luck.

hangatnya Banjarmasin

17 Friday Feb 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ 2 Comments

Tags

banjarmasin, bus logos, klotok, palangkaraya, pangkalan bun, pasar terapung, perjalanan Sampit ke Banjarmasin, plaza futsal, Pondok Haji Amat, sampit, soto banjar, terminal bus sampit, terminal Patih Rumbih, tim futsal, wisma kencana


Alhamdulillah, edisi eksibisi perdana tim futsal Sampit tanggal 11 Pebruari 2012 bisa berjalan lancar. Eksibisi ini menjadi momen penting bagi segenap pegawai di kantorku. Sebenarnya keberangkatan ini mundur seminggu dari jadwal semula karena sesuatu dan lain hal, lebih kepada kesiapanku yang terlalu mepet.
Surat yang kami layangkan ke Banjarmasin sekitar awal pebruari, bergayungsambut tatkala salah satu utusan dari Banjarmasin menghubungiku dan menanyakan teknis kunjungan.  Selanjutnya komunikasi berjalan lancar hingga saat kami berangkat pada hari Jumat tanggal 10 Pebruari dengan bus Logos yang direncanakan berangkat pada pukul 21:00 dari terminal Patrum ( Patih Rumbih ) Sampit. Bus Logos yang akan kami tumpangi adalah bus dari Pangkalan Bun, dan akhirnya kami mendapatkpan informasi kalau bus direncanakan tiba di Sampit sekitar pukul 23:00 atau dua jam mundur dari jadwal semula. Its no problem buat kami karena jumlah personil sebanyak 12 orang rupanya cukup menghibur untuk bisa bercanda tawa.
Perjalanan Sampit ke Banjarmasin diperkirakan memakan waktu sebelas jam dengan memakan waktu sebentar transit di Palangkaraya. Hal ini yang agak mengecewakan kami, ternyata bus yang kami tumpangi dari Sampit hanya sampai di Palangkaraya untuk selanjutnya kami berganti bus ukuran tigaperempat menuju Banjarmasin. Hugh.. lumayan sempit juga perjalanan Palangkaraya – Banjarmasin dengan bus tigaperempat ini, mana tidak ber-AC lagi.. Tapi alhamdulillah,  yang penting perjalanan berjalan lancar karena semangat kekompakan dan kekeluargaan. Sepanjang perjalanan ada saja hal yang bisa menjadi bahan candaan dan tertawa disamping sisanya dihabiskannya dengan melalangbuana ke pantai kapuk, alias molor.. hahaha…
Sekitar jam 11 siang, kami sampai di Banjarmasin dan dijemput oleh temen-temen Banjarmasin yang dilanjutkan dengan jamuan makan siang soto dan sop Banjar serta sate di Pondok Haji Amat. Taste is good..
Jujugan selanjutnya adalah Wisma Kencana tempat kami akan menginap semalam dengan jumlah room yang telah direserve sebelumnya sebanyak empat room dan tersedia tiga kamar biasa di lantai tiga dan satu kamar VIP di lantai bawah.. hehehe.. Tau dong, where the boss sleep..
Tidak menunggu waktu lama, setelah pembagian kamar, kami memutuskan harus segera mempersiapkan diri untuk pertandingan jam 20:00 WITA atau 19:00 WIB.
Dan tepat di jam itu, bertempat di Plaza Futsal dengan rumput sintetis, pertandingan persahabatan Sampit dan Banjarmasin itu dimulai dengan kesudahan skor 11 untuk Banjarmasin dan 10 untuk Sampit. hehehe.. Hasil ini kami evaluasi belakangan dan ternyata faktornya kelelahan dan demam panggung yang membuat mereka tampil dibawah performa. No problem guys, ini sudah cukup menghiburku.. hehehe…
Ups, ini yang penting.. kedatangan kami benar- benar diprepare dengan baik dan disambut langsung oleh bapak Taryono selaku kepala kantor. There’s something we’ve forgot sir.. sebenarnya kita udah nyiapin sekedar cinderamata mata sederhana made – in Sampit, tapi lupa dibawa anak-anak alias ketinggalan di wisma.. Its ok kan sir,ntar kita titipin ke anggotanya njenengan deh..
Esoknya di pagi-pagi buta kami telah dituntun turun ke sungai  naik klotok-perahu khas Banjarmasin , untuk menyaksikan pasar terapung-wisata khas kota Banjarmasin. Dilokasi ini kami menikmati sarapan pagi soto Banjar dan sate. Manstap..
Kembali ke penyambutan temen2 Banjarmasin, kami angkat topi.. ( ups.. jadi keliatan botakmu men.. ).. Luar biasa.. beliau, Pak Taryono khusus datang di Sabtu malam Minggu tanggal 11 Pebruari ini setelah mengikuti rapat di kantor pusat. Angkat jempol Pak.. kami tersanjung dan merasa mendapatkan pelukan hangat dari keluarga besar bapak di Banjarmasin.. hangat..
Kami tunggu kedatangan keluarga besar bapak di Sampit dengan sebisa kami menyambut sebagaimana bapak menyambut kami dengan hangat, sehangat Banjarmasin…

fajar di Sampit, 12122011

01 Wednesday Feb 2012

Posted by slametsukanto in kontemplasi

≈ Leave a comment

Tags

banjar, batak di palangkaraya, batavia air, bukit jalil, gubernur kalteng, hotel idola, kalimantan tengah, matahari terbit, palangkaraya, palangkaraya - sampit, rumah makan idola, tjilik riwut


Desember tanggal 11 tahun 2011, dengan Batavia Air, aku tiba di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Sebuah bandara yang namanya diambil dari nama Gubernur Kalteng. Rute-ku selanjutnya adalah Palangkaraya – Sampit, kota dimana aku ditempattugaskan. Aku sudah mendapat ancar-ancar kemana aku harus njujug sesampainya di Tjilik Riwut yaitu ke arah luar komplek bandara dengan taksi dan menemui agen “travel” yang akan membawaku ke Sampit. Ternyata lokasi “counter” travel itu pas di bunderan depan komplek bandara yang untuk keluarnya disediakan taksi bertarif flat.
Di konter itu aku memesan seat satu orang tujuan Sampit dengan membawa tiga tas bawaanku. Harga yang mesti aku bayar untuk rute Palangkaraya – Sampit adalah 75rb saja dengan jarak tempuh kurang lebih 200 kilometer. Kendaraan yang saat itu tersedia adalah xenia dan aku diminta langsung menaikkan tasku ke bagasi belakang xenia itu. Sambil menunggu aku sempatkan berbincang-bincang dan makan indomie rebus di warung sebelah konter travel. Sudah kuduga, ternyata bapak yang menjajakan jasa travel ini adalah orang Batak.. hehehe.. nggak di Bukit Jalil nggak di Palangkaraya, ketemu juga kawan Batak kalo urusan beginian. Dan sebagai bentuk perkenalanku, dengan senang hati aku traktir dia kopi itam. Dan alhamdulillah aku mendapatkan privilege untuk bisa duduk di kursi paling depan. Mantap lae..
Sekitar jam 4:30 sore dalam kondisi hujan lebat, berangkatlah xeniaku menuju Sampit dengan estimasi perjalanan 4 sampai 5 jam. Jadi kira-kira nyampe Sampit jam 9-an malam. Tidak masalah, karena sudah ada kawan-kawan yang akan menjemput disana. Yang aku doakan, semoga selama perjalanan 4 sampai 5 jam ini berjalan lancar.
Palangkaraya kotanya lumayan besar, tapi relatif sepi dengan jalan yang kelihatan lebaaar.. ini karena volume kendaraannya belum banyak kali ya. Di beberapa hari kemudian, aku menjalani rute darat Sampit – Palangkaraya ini lagi dalam rangka tugas sebanyak dua kali..
Perjalanan Palangkaraya – Sampit alhamdulillah berjalan lancar dengan bantuan sopir orang banjar yang sepanjang perjalanan aktif berkomunikasi dengan salah satu penumpang yang juga dari suku yang sama. Aku hanya menjadi pendengar yang baik dan sesekali menimpali seperlunya , kalo pas nyambung dengan apa yang mereka omongkan. Kami berhenti sekali di rumah makan yang letaknya kurang lebih di tengah-tengah antara Palangkaraya – Sampit yaitu di rumah makan Idola. Nama Idola akhirnya menjadi nama hotel tempat aku menginap pertama kali di Sampit, Kotawaringin Timur. Sekitar jam 09:30 malam, travel-ku nyampe di kantorku dengan sambutan dari kawan-kawan di kantor yang kemudian mengantarkanku menginap di hotel Idola untuk menjalani aktifitas pertamakali di kantor baru esok pagi.
Di salah satu kamar di hotel Idola itulah aku mengabadikan matahari terbit di pagi hari yang pertama kali di Sampit, kota dimana aku akan menjalani penugasanku yang mudah-mudahan tidak terlalu lama . Semoga Alloh Subhanahuwata’ala senantiasa memberikan bimbingan , rahmat dan barokah buatku selama aku menjalani amanah ini. Aamiin..

Recent Posts

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Recent Comments

slametsukanto on sei bati, bandara perintis di…
RHA Airport on sei bati, bandara perintis di…
Avant Garde on insiden bukit dua
slametsukanto on insiden bukit dua
Avant Garde on insiden bukit dua

Archives

  • June 2017
  • October 2016
  • June 2016
  • March 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • November 2015
  • March 2015
  • January 2015
  • December 2014
  • March 2014
  • January 2014
  • December 2013
  • September 2013
  • July 2013
  • June 2013
  • May 2013
  • March 2013
  • January 2013
  • November 2012
  • October 2012
  • September 2012
  • August 2012
  • July 2012
  • June 2012
  • April 2012
  • March 2012
  • February 2012
  • January 2012

Categories

  • gawean
  • jalan-jalan
  • kontemplasi

Blog Stats

  • 28,096 hits
//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Blogs I Follow

  • Catatan Anak Bangsa
  • Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat
  • Dinnar Homestay Surabaya Indonesia
  • pelangi.kata
  • Tulisan ringan alumni STAN
  • Aku Yang Berlumur Dosa
  • santo for mitsubishi bintaro
  • Tamar Devils_Manchunian
  • ummulnurien.com
  • cerita anwar
  • padmanaba
  • erliharyanto
  • Renovatio
  • Look, Think and Write
  • kotakpermen.wordpress.com/
  • beautifulhello.wordpress.com/
  • website situnis
  • Lambangsarib's Blog
  • kembalikan, kampung halamanku
  • RISTEK FT UNNES

tulisan saya

kunjungan

  • 28,096 hits

lima terbaru

  • Poluan
  • Radar Jantan
  • CTU
  • Gedung Negara
  • Pos Ketapang

Create a free website or blog at WordPress.com.

Catatan Anak Bangsa

raga pasti mati, tulisan mungkin abadi

Kumpulan ayat-ayat Mutasyabbihat

Selalu ada Petunjuk, Untuk Kemudahan

Dinnar Homestay Surabaya Indonesia

Penginapan sederhana berfasilitas bintang lima, Lokasi di Surabaya Selatan, dekat dengan Masjid Al-Akbar Surabaya.

pelangi.kata

saat goresan kata menciptakan warna ide yang nyata..

Tulisan ringan alumni STAN

mengikat ilmu dengan menuliskannya...

Aku Yang Berlumur Dosa

kusadar hidup ini hanya sebentar...dan kubersyukur hari ini masih mendapat kasih sayang...

santo for mitsubishi bintaro

The greatest WordPress.com site in all the land!

Tamar Devils_Manchunian

Hidup lebih baik saling berbagi ilmu untuk meraih kesuksesan

ummulnurien.com

cerita anwar

Just another WordPress.com weblog

padmanaba

erliharyanto

Ya Allah, tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus

Renovatio

"The closer you look, the less you will see"

Look, Think and Write

kotakpermen.wordpress.com/

beautifulhello.wordpress.com/

website situnis

travelling

Lambangsarib's Blog

Catatan Orang Biasa

kembalikan, kampung halamanku

tentang kampung, tentang halaman, tentang apapun

RISTEK FT UNNES

Kerohanian Islam Teknik

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • slametsukanto
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • slametsukanto
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...